Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Puas Indonesia jadi Tujuan Investasi Jepang

Kompas.com - 21/01/2014, 13:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa bangga lantaran Indonesia menduduki negara tujuan investasi utama negara Jepang.

“Jepang yang selama ini menempatkan kita di urutan ke delapan, kemudian naik menjadi peringkat lima, dan sekarang nomor satu. Oleh sebab itu, MP3EI menjadi terakselerasi,” ujarnya dalam pembukaan Indonesia Investor Forum 3, di Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Ia mengatakan banyaknnya investasi masuk ke Indonesia menjadikan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) terakselerasi. Investor berminat menanamkan modal di Indonesia karena didukung oleh kebijakan pemerintah dalam memberikan tax allowance dan tax holiday.

Hatta mengatakan sampai akhir 2013, proyek MP3EI yang sudah groundbreaking senilai Rp 886,7 triliun.

“Yang menggembirakan, data tersebut menunjukkan dulunya investasi 60-70 persen ada di Jawa, infrastruktur 70 persen ada di Jawa, dengan MP3EI ini pembangunan sektor riil dan infrastruktur ada di luar Jawa 67 persen,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pendanaan proyek MP3EI yang sudah terealisasi pada 2013 itu ditopang dari APBN sebanyak Rp 136 triliun untuk infrastruktur, 21 persen dari BUMN, dan sisanya dari swasta dan modal asing langsung (FDI).

“Jepang dalam pertemuan terakhir menempatkan Indonesia sebagai tujuan investasi. Ini dilakukan 2013 dan 2014. Perkiraan saya, dalam MP3EI, investasi 2014 akan melampaui 2013,” tuturnya.

Kendati masih dilirik sebagai negara layak investasi, Hatta mengatakan perlu juga mewaspadai terjadinya defisit neraca transaksi berjalan. Dari catatan BKPM yang disampaikan Hatta, sepanjang 2013 investasi baru yang masuk sebesar 63 persen.

“Saya katakan, kalau dia meningkatkan impor barang modal itu tidak apa-apa karena pada akhirnya akan produksi. Tapi kalau bahan baku penolong, itu harus hati-hati. Maka, investasi harus cermat. Investasi penting tapi smart investment menjadi lebih penting agar tidak meningkatkan defisit neraca transaksi berjalan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com