Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Permintaan Dollar AS Batasi Ruang Penguatan Rupiah

Kompas.com - 22/01/2014, 07:22 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan terhadap rupiah diproyeksikan kembali muncul pada pertengahan pekan ini, Rabu (22/1/2014). Permintaan kalangan industri atas dollar AS menjelang akhir bulan akan ikut menekan rupiah.

Pekan lalu, kurs rupiah di pasar non-delivery forward (NDF) bertenor 1 bulan melemah hingga ke bawah Rp 12.000 per dollar AS untuk pertama kali sejak awal Desember 2013. Kurs rupiah menurut Jakarta Inter-bank Spot Dollar Rate (Jisdor) masih bertahan di atas Rp 12.000 per dollar AS.

Harapan kenaikan lanjutan atas rupiah kembali sirna setelah lajunya kembali terdepresiasi. Kembali berhembusnya pemberitaan akan pengurangan stimulus The Fed dalam pertemuan bank sentral Amerika itu pada pekan depan, memberikan sentimen negatif untuk nilai tukar rupiah.

Apalagi, beredar pula rumor The Fed bukan hanya mengurangi pembelian obligasi senilai 10 miliar dollar AS namun naik hingga 20 miliar dollar AS atau lebih besar dari ekspektasi pelaku pasar.

Di sisi lain, pelemahan rupiah sedikit terbatas karena diimbangi dengan kabar aksi Bank Sentral China (PBoC). Otoritas ini menginjeksi tambahan likuiditas ke sistem keuangan China dengan kenaikan realisasi investasi dalam negeri pada 2013 mencapai Rp 398,6 triliun.

Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, sentimen positif akibat data non-farm payrolls AS yang mengecewakan belum akan pudar. Data pendapatan domestik bruto (PDB) China yang lebih baik dari harapan menambah optimisme.

Turunnya yield alias imbal hasil dari US Treasury masih akan menopang penguatan di pasar SUN dan juga rupiah. Untuk rupiah, tren naik Dollar Index dan permintaan dollar AS menjelang akhir bulan akan membatasi penguatan. Data perumahan AS pada akhir pekan ini patut ditunggu.

Sementara menurut riset Trust Securities, laju rupiah akan berada di atas support Rp 12.123 per dollar AS. Rupiah diproyeksikan hari ini ada pada rentang Rp 12.134-12.109 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com