TUBAN, KOMPAS.com -
Gelombang tinggi hingga 5 meter di Laut Jawa mengakibatkan tali pengikat kapal pengisian dan penyimpanan lepas pantai (FSO) Cinta Natomas, yang tambat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, putus. Tidak ada minyak mentah yang meluber karena kejadian itu bisa ditanggulangi.

General Manager Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) Eddy Frits Dominggus, di Tuban, Rabu (22/1/2014), mengatakan, lepasnya tali kapal itu terjadi pada Selasa di pantai laut utara Tuban. Kejadian itu membuat pengiriman minyak mentah dari Central Processing Area Mudi terhenti. ”Perbaikan memakan waktu sekitar lima hari dan tergantung cuaca,” katanya.

Eddy menyatakan, JOB PPEJ telah melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) minyak dan gas (migas) agar kejadian itu tak menimbulkan dampak lebih luas yang bisa merugikan semua pihak. Apalagi, FSO Cinta Natomas sempat terseret beberapa ratus meter ke arah timur, kemudian dengan dua kapal tunda (tug boat) dievakuasi ke lokasi aman dan buang sauh. Lokasi tambat kapal sekitar 3 mil laut (5,5 kilometer) dari lokasi sandar semula.

”Akibat peristiwa itu, selang penyalur minyak mentah juga terputus sehingga ada sebagian minyak tersisa dalam hose tumpah ke laut. Tumpahan minyak langsung dibersihkan begitu cuaca membaik,” ujar Eddy.

Nelayan hilang

Lima nelayan asal Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dilaporkan hilang di laut setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Lampung, Kamis pekan lalu. Di kapal itu ada sembilan orang. Sebanyak empat orang selamat dan sudah kembali ke Brebes.

Lima nelayan yang hilang itu adalah Deni (28), Purwanto (18), Toto (27), Sopani (27), dan Ali (28). Empat orang yang selamat adalah Faturahman, Romli, Topik, dan Nandi. Sembilan nelayan itu melaut menggunakan kapal pencari ikan dari Kabupaten Tangerang, Banten.

Menurut Faturahman, Rabu, kapal tenggelam akibat dihantam ombak setinggi 4 meter setelah tiga hari melaut. Mereka sempat terombang-ambing di lautan selama tiga hari tiga malam. Mereka ditolong kapal pencari ikan yang melintas.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Brebes Rudi Hartono mengatakan, kapal yang tenggelam itu milik orang Kluwut yang tinggal di Tangerang. Dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini, sekitar 80 persen nelayan di Brebes memilih tidak melaut.

Di Kepulauan Riau, Rabu, perahu cepat Nabila terbalik di perairan Lingga. Sembilan penumpang perahu itu diselamatkan nelayan di sekitar lokasi kejadian.

Abdur Rahman, seorang penumpang, menuturkan, perahu terbalik di muara Sungai Metunda karena terhantam ombak. Semua penumpang tercebur ke laut dan mengapung beberapa waktu sebelum diselamatkan kapal nelayan. (RAZ/ETA/WIE)