Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Maklumi Karyawan Merpati Mogok

Kompas.com - 28/01/2014, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, ia pun akan tidak bekerja jika tidak dibayar. Hal ini diungkapkan Dahlan menanggapi aksi mogok para karyawan maskapai penerbangan itu.

"Saya juga (akan) mogok. (Kalau) enggak digaji, bagaimana," kata Dahlan di Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Sebagaimana diberitakan, akhir pekan lalu karyawan Merpati berencana mogok kerja. Mengetahui soal ini, manajemen memutuskan untuk meniadakan penerbangan pada hari itu. Namun, pada hari berikutnya, pelayanan sudah kembali normal.

Meski demikian, tersiar kabar karyawan akan melakukan mogok pada Februari mendatang. Aksi mogok ini buntut tidak dibayarkannya gaji mereka selama dua bulan. Menanggapi kemungkinan kacaunya jadwal penerbangan, Dahlan menyerahkan sepenuhnya kepada Direksi Merpati. "Direksinya lah. Direksi yang harus memikirkan," jelasnya.

Ia pun enggan menghimbau-imbau karyawan Merpati untuk tak mogok kerja. Yang jelas, kata dia, Merpati sudah memiliki uang dari hasil penjualan dua anak usahanya ke PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Gaji karyawan menunggu uang itu cair dari Kementerian Keuangan.

Sebelumnya, Direktur Angkutan Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmodjo mengatakan, Kemenhub jelas tidak akan memberikan izin mogok untuk Februari mendatang. Namun, jika yang dilayangkan hanya berupa surat pemberitahuan, ia pun mengimbau para karyawan untuk tidak mogok.

"Enggak perlu mogok, kasihan penumpangnya," kata dia dihubungi Kompas, Senin (27/1/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com