Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Nilai Manajemen Merpati Kurang Baik

Kompas.com - 29/01/2014, 07:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Forum Pegawai Merpati (FPM) Sudiyarto menilai, manajemen PT Merpati Nusantara Airlines di bawah komando Asep Eka Nugraha kurang baik, dibanding dengan manajemen sebelumnya saat dipimpin Sardjono Jhonny.

Ada sejumlah alasan, mengapa Sudiyarto tegas mengatakan Sardjono lebih baik dibanding Asep. Pertama, menurutnya, Sardjono mengetahui bagaimana mengelola Merpati.

Kedua, di bawah Sardjono, lanjutnya, alat-alat produksi bertambah, pesawat-pesawat Merpati tambah banyak. Ketiga, yang utama, hak-hak normatif karyawan selalu dibayarkan dengan baik.

Sardjono juga dipandang sebagai pemimpin visioner yang memiliki arah tujuan yang jelas dalam bisnis.

"Ketika manajemen bisa memenuhi hak normatif pegawai artinya manajemen itu bekerja dengan sungguh-sungguh, mengerti apa yang harus menjadi urusan manajemen, mengetahui akar masalah, dan tahu solusinya," terang Sudiyarto ditemui di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Sementara itu, ketika ditanyakan soal utang-utang yang terus bertambah pada masa Sardjono, ia menjelaskan bahwa utang warisan lah yang membebani. Menurut informasi Sudiyarto, selama dipimpin Sardjono utang (current) Merpati ke Pertamina hanya sebesar Rp 11 miliar.

Menginjak kepemimpinan Rudy Setyopurnomo utang Merpati ke Pertamina membengkak menjadi Rp 108 miliar. Saat ini, utangnya ke Pertamina tak kurang dari Rp 150 miliar.

"Artinya, Sardjono Jhonny bisa mengelola perusahaan. Buktinya utang current-nya hanya Rp 11 miliar," pungkasnya.

Sekadar informasi, Mei 2012, Sardjono Jhonny Tjitrokusumo mendadak dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Rudy Setyopurnomo yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Merpati.

Sumaryanto Widayatin, Deputi bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN saat itu, memaparkan, ada lima alasan Sardjono dicopot jabatan. Pertama, Sardjono Jhony dinilai gagal membuat Merpati terbang tinggi. Banyak permasalahan Merpati belum bisa teratasi oleh Jhony.

Kedua, Sardjono Jhony dinilai tak bisa merealisasikan janjinya. Ketiga, utang Merpati semakin membengkak. Triwulan I -2012, utang Merpati mencapai Rp 250 miliar ditambah April 2012 sebesar Rp 100 miliar.

Sardjono Jhony diketahui menggalang solidaritas dengan pekerja dengan tujuan mempertahankan posisinya sebagai Dirut. Alasan terakhir, Sardjono Johny membuat rencana bisnis yang tidak pernah ditepati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com