"Sudah umum, bahwa importir juga berperan sebagai pedagang, dan sudah umum, pedagang mencampur beras. Yang saya tahu kalau beras Vietnam, betul-betul beras Vietnam murni dijual, tidak akan laku karena cenderung lengket dan tak ada yang mau makan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2014).
Bos Indofood ini menilai izin yang diberikan Kementerian Perdagangan memang dimaksudkan untuk beras jenis premium. Namun tidak bisa dimungkiri, Bea Cukai sulit melakukan pengecekan secara menyeluruh.
"Impor masuk lewat jalur hijau saja. Itu dasarnya kepercayaan. Kalau importir nakal, dia punya izin premium tapi dimasukkan beras jenis medium. Tapi di tingkat pedagang mereka selalu mencampur. Kalau dilihat merek-merek beras yang ada, itu sudah merupakan hasil campuran jenis beras," katanya.
Dia mencontohkan rumah makan nasi Padang menyajikan beras campuran untuk mendapatkan tekstur akhir nasi yang tidak terlalu lengket tetapi juga tidak terlalu keras (pera), sehingga sudah umum pedagang di tingkat eceran melakukan pencampuran beras.
"Misalnya ada beras Pandan Wangi yang betul-betul Pandan Wangi. Tapi ada juga yang beras dengan aroma wangi Pandan tapi tidak 100 persen beras Pandan Wangi. Campur mencampur di tingkat pedagang," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.