Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pesan Gita kepada Penggantinya

Kompas.com - 12/02/2014, 15:49 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berpesan kepada penggantinya, Muhammad Lutfi, untuk menyiapkan peraturan menteri sebagai payung hukum implementasi undang-undang perdagangan yang baru. Selain itu, Gita berpesan agar Lutfi menindaklanjuti keputusan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam konteks kebijakan-kebijakan.

“WTO, itu kan ada paket pertanian dan paket untuk negara miskin yang harus di-follow up, apa juga dalam konteks-konteks kebijakan-kebijakan,” kata Gita di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2014), seusai mengikuti jumpa pers Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengumumkan Muhammad Lutfi sebagai Mendag.

Gita juga mengaku sudah membicarakan pesan-pesannya ini secara informal kepada Lutfi. Dia pun meyakini Lutfi bisa meneruskan pekerjaannya memimpin Kementerian Perdagangan, termasuk dalam menyelesaikan kendala bagi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk masuk sebagai komoditas dalam pasar internasional.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk mantan Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Lutfi Muhammad sebagai Mendag pengganti Gita. Lutfi akan dilantik pada Jumat (14/2/2014) mendatang.

Dalam sisa waktu Kabinet Indonesia Bersatu II yang tinggal sembilan bulan ini, Presiden meminta Lutfi untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan meningkatkan ekspor. Terkait dengan peningkatan ekspor, Presiden meminta Lutfi berupaya untuk mendapatkan pasar-pasar atau peluang-peluang baru ekspor Indonesia di luar negeri. Dengan demikian, katanya, diharapkan ekspor Indonesia bisa terus meningkat.

Selain itu, Presiden meminta Mendag yang baru untuk bekerja sama baik dalam kerangka G-20 maupun dalam kerangka kerja sama kawasan, seperti ASEAN, ASEAN Plus, dan APEC. Terkait hal itu, Lutfi diminta memelihara kepentingan perdagangan Indonesia di tingkat internasional melalui diplomasi yang efektif. Jangan sampai, kata Presiden, komoditas Indonesia mengalami hambatan dalam perdagangan internasional.

“Seperti dalam kasus environmental goods, terutama kelapa sawit yang menjadi tulang punggung ekspor kita,” ujar Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com