Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Rupiah Bukan karena Faktor Jokowi Semata

Kompas.com - 13/02/2014, 08:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ekonom Aviliani memandang penguatan rupiah pasca-pemilu mendatang bukan semata karena faktor bila Joko Widodo alias Jokowi menjadi presiden.

"Bukan, bukan karena itu (Jokowi). Mendekati pemilu rupiah memang cenderungnya turun. Kalau nanti sudah pasti siapa pun presidennya, (rupiah) cenderung menguat," kata Aviliani di Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Lebih lanjut, Aviliani mengatakan penguatan rupiah lebih akan terjadi karena ada aliran likuiditas yang masuk ke Indonesia. Ia pun memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada pada posisi Rp 11.000 sampai Rp 12.000 per dollar AS hingga akhir tahun ini.

"Tapering kan sudah jelas, tapi rupiah bergerak di Rp 11.000 sampai Rp 12.000 per dollar AS. Kalau di bawah Rp 10.000 tidak lah," ungkap dia.

Masyarakat dan investor, lanjutnya, sudah mengetahui siapa kandidat yang akan menjadi presiden Oktober nanti. Di samping itu, arah ekonomi Indonesia juga tidak akan berubah signifikan dari kondisi yang terjadi saat ini.

"Sekarang ini tergantung investornya. Karena di Indonesia, demand (permintaan) domestik kan masih bagus. Jadi investor tetap akan mau masuk," ujar Aviliani.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com