Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Kawasan Industri Harus seperti Mall

Kompas.com - 14/02/2014, 11:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Kementerian Perindustrian menyatakan, agar mampu menarik pelaku usaha untuk mendirikan pabrik, pengembangan kawasan industri harus seperti membangun pusat perbelanjaan (mall).

"Analogi pengembangan kawasan industri harus seperti membangun mall," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Budhi Setyanto dalam Raker Kemenperin 2014 di Jakarta, Kamis (13/2/2014) kemarin.

Budhi menjelaskan, dalam membangun sebuah mall pengelola biasanya mendorong perusahaan-perusahaan penyewa besar seperti Matahari, Sogo dan lain-lain untuk masuk lebih dulu, sehingga perusahaan-perusahaan lain berani masuk.

Hal yang sama perlu diterapkan dalam pengembangan kawasan industri, di mana industri-industri besar perlu ditarik masuk lebih dulu agar vendor-vendor kecil mau berinvestasi mendirikan pabrik di kawasan itu.

Budhi mengatakan sejak 2008, kawasan industri mayoritas masih terletak di Pulau Jawa. Besaran kawasan industri di luar Jawa hingga 2013, baru mencapai 29 persen.  "Sehingga pengembangan kawasan industri luar Jawa perlu didorong terus, agar berkontribusi signifikan. Kita menargetkan 15 tahun mendatang kawasan industri luar Jawa mencapai 40 persen," kata Budhi.

Dia mengingatkan kawasan industri memegang peran strategis dalam menyumbang ekspor, berkontribusi menambah nilai investasi, serta memberikan pendapatan kepada negara.

Di Jawa sendiri, kata dia, jumlah lahan sudah terbatas, sehingga semakin sulit mengembangkan kawasan industri di Pulau Jawa. Selain itu harga lahan di pulau Jawa semakin mahal dan memberatkan investor.

Sedangkan di luar Jawa infrastruktur masih terbatas, SDM terbatas, dan menyebabkan sektor swasta kurang berminat membangun kawasan industri di luar Pulau Jawa.

"Maka pemerintah perlu turun tangan bangun kawasan industri di luar Jawa. Untungnya di dalam UU Perindustrian ada satu ayat yang menyatakan pemerintah melalui Kemenperin bisa melakukan intervensi langsung dalam pengembangan kawasan industri, jika diperlukan. Ini mudah-mudahan dapat dukungan," katanya.

Dia mengatakan saat ini negara lain telah menjadikan kawasan industri sebagai salah satu sektor utama pendapatan negara.

Dia mencontohkan di Malaysia 78 persen kawasan industrinya di bangun pemerintah, Jepang 85 persen kawasan industrinya dikembangkan pemerintah, dan Thailand hampir 50 persen kawasan industrinya dibangun pemerintah.

"Sedangkan kita 94 persen kawasan industri masih dikembangkan swasta, dan itu pun mayoritas hanya di Jabodetabek saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com