Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi Ekonomi Eropa pun Masih Tak Terlalu Cemerlang...

Kompas.com - 15/02/2014, 05:41 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

BRUSSELS, KOMPAS.com - Ekonomi zona euro tumbuh 1,2 persen sepanjang 2013, setelah Eurostat melaporkan pada Jumat (14/2/2014) ekonomi kawasan itu tumbuh 0,3 persen pada kuartal keempat 2013. Bagaimana proyeksi untuk 2014?

Komisi Eropa, sebuah badan eksekutif untuk Uni Eropa, memperkirakan ekonomi Eropa akan tumbuh pada kisaran 1,1 persen hingga 1,4 persen pada 2014. Proyeksi itu mencakup Inggris dan Polandia yang menolak bergabung ke zona euro.

Namun, sebagian analis memperkirakan pertumbuhan zona euro hanya akan berkisar 1 persen. Meski tak akan memadai untuk menekan angka pengangguran, pertumbuhan itu tetap merupakan angka terbaik untuk blok tersebut sejak 2011.

Sebagai perbandingan yang tak boleh ketinggalan, ekonomi Amerika ditargetkan tumbuh 3 persen pada 2014. Angka ini bagi Amerika merupakan proyeksi kinerja terbaik sejak 2005.

Ancaman deflasi

Angka pertumbuhan yang dicapai, sekalipun melebihi perkiraan, tetap saja kecil. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa harga komoditas dan produk negara akan berjatuhan, karena para konsumen dan pelaku bisnis menunda belanja, membunuh pertumbuhan dan deflasi di depan mata. Bila sampai terjadi, deflasi akan sulit sekali dihentikan. Jepang butuh waktu dua dekade menjalani pertumbuhan ekonomi nol persen.

Karena pengangguran tetap tinggi, permintaan domestik diperkirakan tak akan segera tumbuh tinggi, sehingga para pengecer pun beringsut menurunkan harga untuk mendorong penjualan. Saa ini, inflasi zona euro adalah 0,7 persen, jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) di kisaran 2 persen. Maka, tindakan ECB di hari-hari mendatang masih akan menjadi tontotan yang layak disimak.

Beberapa analis sempat terpikir untuk mendorong penurunan suku bunga acuan untuk mendorong pergerakan ekonomi. Namun, suku bunga acuan di benua biru ini pun sudah ekstra rendah, di level 0,25 persen.

Pemikiran lain adalah tawaran pinjaman yang lebih murah untuk bank agar uang bisa dipompa masuk ke dalam perekonomian, laiknya quantitative easing yang sebelumnya dilaksanakan Amerika Serikat dan sekarang mulai bertahap dikurangi lewat kebijakan tapering. Bagaimana pun, perjalanan stimulus Amerika itu pun perlu dicermati bila hendak ditiru sebagai solusi di Eropa atau di mana pun juga.

Dengan semua perkiraan dan proyeksi ini, analis Capital Economist, Jonathan Loynes mengatakan uptick pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal keempat 2013 tak cukup untuk mencegah deflasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com