Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Mulai Cari Gula Dari Produsen Domestik

Kompas.com - 17/02/2014, 08:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sebagai stabilisator gula, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tengah melakukan penjajakan pasar untuk mendapatkan gula dari domestik guna menjaga pasokan dan menstabilkan harga sebelum musim giling tebu dimulai pertengahan tahun ini.

Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan mengatakan, pemerintah mendapat informasi bahwa Bulog kini tengah bertemu dengan para pemangku kepentingan di industri gula nasional. "Yang kami tahu, Bulog  melakukan pertemuan dengan kelompok petani Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lain-lain," jelas Bachrul.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso membenarkan, beberapa hari lalu Bulog sudah mulai bertemu dengan APTRI dan beberapa BUMN guIa. "Kemudian diikuti dengan komunikasi antar masing-masing pihak," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (16/2/2014).

Sebelumnya, Sutarto berharap bisa membeli gula dari petani lokal. Tak hanya itu, Bulog minta privelege (hak) untuk membeli gula kristal putih dari BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan RNI untuk dijadikan sebagai cadangan gula yang diolah pemerintah. "Kalau lewat tender, kami selalu kalah," ujar Alimoeso.

Bubun Subroto Kepala Divisi Perdagangan Bulog menambahkan, Bulog mengutamakan suplai dari pabrik gula (PG) lokal dan belum akan mengimpor gula. Awal pekan ini, kata Bubun, Bulog juga akan bertemu dengan beberapa produsen gula pelat merah untuk membahas pengadaan gula. "Kami akan lihat dahulu berapa stok yang masih dimiliki perusahaan gula, kemudian baru membicarakan harga," katanya kepada KONTAN, Minggu. Beberapa perusahaan gula itu antara lain PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, X dan II.

Sekadar mengingatkan, untuk menstabilkan gula domestik, pemerintah menugaskan Bulog untuk menguasai stok gula 350.000 ton. Sebab kebutuhan gula konsumsi hingga musim giling perdana 2014 kurang 122.000 ton. Ditambah dengan musim giling yang mundur dari bulan Mei ke Juni, Bulog perlu tambahan pasokan gula 220.000 ton.

Soemitro Samadikoen Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berharap Bulog melakukan pengadaan dengan membeli gula petani lokal. Bila Bulog mengimpor, petani khawatir harga jual gula lokal tertekan.

Hingga semester I-2014 harga gula diprediksi masih tertekan lantaran masih banyak stok gula di PG dan di pedagang. Data Dewan Gula Indonesia, stok gula nasional di akhir 2013 mencapai 1,24 juta ton, naik 34 persen dari akhir 2012 sebanyak 914.000 ton. (Handoyo, Maria Elga Ratri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com