Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Erupsi Kelud, Pasokan Hortikultura Mulai Terganggu

Kompas.com - 18/02/2014, 09:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Pasca erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur, pasokan hortikultura di beberapa daerah mulai terganggu. Namun Menteri Perdagangan, M Lutfi mengatakan, secara nasional, ketersediaan bahan pangan pokok masih cukup.

“Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan, karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang,” terang Lutfi dalam keterangan resminya, Senin (17/2/2014).

Di Jawa Timur, ketersediaan bahan pangan pokok masih mencukupi, kecuali untuk komoditas hortikultura seperti cabai dan sayuran daun mulai berkurang.

Ia mencontohkan, di Pasar Induk Oso Wilangun, pada kondisi normal pasokan hortikultura mencapai 20 ton per hari, namun saat ini turun sekitar 50 persen.

Sementara Komoditas cabai terancam mengalami gagal panen, lantaran sentra produksinya seperti di Blitar, Kediri, Malang dan Nganjuk terpapar dampak erupsi Kelud. Hal ini berpotensi berkurangnya pasokan antarkota, seperti ke DKI Jakarta, atau antarpulau seperti ke Papua.

Meski demikian, pasokan cabai dan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, pada 14 Februari 2014 masih normal. Pasokan cabai mencapai 162 ton per hari (normalnya 150 ton), sementara pasokan bawang merah 98 ton per hari (normalnya 100 ton).

“Untuk komoditas bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena paparan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, diperkirakan akan mengurangi pasokan 12 persen dari produksi nasional. Mengingat Nganjuk memberikan kontribusi produksi sebesar 12 persen terhadap produksi nasional,” kata Mendag

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com