Setelah dalam sepekan bursa di kawasan Asia Pasifik terus menguntit Wall Street, pekan ini pelaku pasar menantikan data perekonomian AS, dengan indikator antara lain data penjualan rumah, consumer confidence dan pertumbuhan GDP.
Indeks Nikkei-225 Tokyo turun 0,19 persen, atau 27,99 poin, dan ditutup di posisi 14.837,68. Bursa Seoul kehilangan 0,45 persen atau 8,78 poin, berakhir di 1.949,05 sementara itu bursa Sydney ditutup naik tipis 0,03 persen atau 1,5 poin, di level 5.440,2.
Bursa Hong Kong turun 1,13 persen pada perdagangan sesi II, sedangkan di China daratan, indeks turun lebih dalam seiring kekhawatiran investor terhadap langkah pengetatan kredit properti.
Bursa Shanghai turun 1,76 persen, sedangkan Shenzhen Composite Index, turun 1,11 persen. Sebelumnya diberitakan, bank-bank China mengetatkan kreditnya untuk sektor properti, meskipun sebagian dari mereka membantah bakal melakukan itu.
"Saat ini investor di bursa China fokus pada isu lokal, di mana bank akan mengetatkan kreditnya untuk sektor properti," ujar analis dari Shenyin Wanguo Securities, Qian Qimin, Senin (24/2/2014). Dia menambahkan, dampak pembatasan tersebut diperkirakan tidak terlalu besar.
Terkait dengan pelaksanaan pertemuan menteri keuangan dan bank sentral negara-negara G20, kemarin, organisasi tersebut sepakat mendorong pertumbuhan ekonomi global senilai 2 triliun dollar AS dalam waktu 5 tahun.
Para anggota G20 menyatakan bahwa mereka berencana untuk menggenjot PDB kolektif mereka sebesar 2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.