Sebelumnya diberitakan, manajemen BRI pernah berniat memiliki satelit sendiri guna mempermudah komunikasi internal BRI. Perseroan juga telah meminta izin pemerintah untuk slot orbit satelit di angkasa. Namun, tidak secara rinci kapan rencana itu akan direalisasikan.
"Izinnya belum. Kami masih menunggu," kata Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (24/2/2014).
Baiquni menjelaskan selama izin untuk membeli satelit belum diterbitkan, perseroan tetap menyewa dari pihak perusahaan telekomunikasi. Saat ini BRI masih menggunakan sekitar 20 transponder yang disewa dari beberapa penyedia layanan telekomunikasi.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengaku saat ini perseroan memang masih menyewa satelit dari sebuah perusahaan telekomunikasi di dalam negeri. Pihaknya masih menunggu respon dari pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk bisa memiliki satelit sendiri.
"Posisi kita mengajukannya ke Kemenkominfo. Di Kemenkominfo kan lagi diproses. Jalurnya kan harus ke Kemenkominfo," ujar Ali.
Seperti diberitakan, untuk proyek pembelian satelit, BRI telah menyiapkan dana sekitar 250 juta dollar AS yang bersumber dari dana internal BRI. "Kami investasi 250 juta dollar AS dari dana sendiri. Realisasinya begitu ijin keluar kami akan mulai kerjakan," kata Sofyan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.