Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Syariah Indonesia Belum Digarap Optimal

Kompas.com - 26/02/2014, 16:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan populasi masyarakat Muslim yang sangat besar, Indonesia sebenarnya berpotensi menambah pemasukan devisa negara melalui pariwisata berbasis syariah. Akan tetapi, sektor pariwisata ini nampaknya belum dikelola secara optimal.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini mengatakan sebenarnya potensi ekonomi syariah, termasuk di sektor pariwisata, sebenarnya sangat besar.

"Sayangnya kita belum memiliki concern yang cukup besar, sementara negara-negara lain yang potensinya belum cukup besar sudah melangkah duluan. Sertifikasi halal di Jepang, misalnya, disertifikasi Malaysia, bukan Indonesia. Karena Indonesia belum jelas, kategorinya belum jelas. Negara-negara lain menganggap hal seperti ini bisnis, bukan religion," kata Hendri di Jakarta, Rabu (26/2/2014).

Lebih lanjut, Hendri mengatakan Indonesia sebenarnya dapat berkaca dari Malaysia yang menawarkan kenyamanan berwisata sebagai muslim. Namun demikian, promosi semacam ini harus dilakukan secara jelas dan agresif.

Pada kesempatan sama, Peneliti Senior CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan sebenarnya Indonesia dapat menyasar wisatawan mancanegara asal Timur Tengah terkait wisata syariah. Ia pun melihat langkah terkait sudah ada, namun belum optimal.

"Masyarakat Timur Tengah mobilitasnya tinggi karena ekonomi mereka jauh lebih baik. Mereka sebenarnya travelling kemana-mana, tapi sebagai muslim mereka lebih ke Malaysia atau Singapura," ujarnya.

Faisal menjelaskan sebenarnya telah ada upaya menjadikan Lombok, Nusa Tenggara Barat sebagai destinasi bagi masyarakat Timur Tengah yang tak kalah indahnya dibandingkan Bali. Masyarakat Timur Tengah, bagaimanapun memiliki hambatan untuk melancong ke Pulau Dewata.

"Lombok ditawarkan karena kondisi alam yang mirip Bali, budayanya juga mirip. Tapi orang Timur Tengah ke Bali ada hambatan. Di Lombok lebih akomodatif karena disana masyarakatnya muslim. Itu sudah mulai dikembangkan, bandara internasional Selaparang pun sudah dibuka. Langkahnya sudah ada, tapi belum optimal saja," ujar Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com