Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Rupiah Kembali Berpeluang Naik

Kompas.com - 28/02/2014, 09:01 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diproyeksikan berpeluang naik lagi setelah dollar index terlihat tertekan. Faktor eksternal ini menjadi penggerak kenaikan rupiah pada akhir pekan ini.

Kesaksian Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen di depan Kongres AS pada Kamis (27/2/2014) malam waktu setempat, menurut riset Samuel Sekuritas mengindikasikan pengaruh buruk cuaca yang menekan ekonomi AS bisa mengganggu jadwal tapering.

Hal itu direspons oleh sentimen pro-quantitative easing alias stimulus yang selama ini dikucurkan berupa pembelian obligasi negara oleh The Fed, terlihat dari penurunan dollar index dan imbal hasil (yield) US Treasury (UST).

Mata uang Asia bersama rupiah diperkirakan menguat hari ini. Yield SUN juga berpeluang turun untuk menguat. Data pendapatan domestik bruto (PDB) AS yang rencananya dilansir pada Jumat (28/2/2014) malam diperkirakan juga bakal turun, sehingga sentimen pelemahan dollar AS diperkirakan bakal bertahan hingga Senin (3/3/2014).

Laju nilai tukar rupiah sebelumnya terkoreksi meski tipis setelah pelaku pasar mulai merespons perlambatan ekonomi global yang berpeluang mengganggu laju nilai perdagangan ekspor impor Indonesia.

Di sisi lain, meski sentimen tapering the Fed telah didengungkan sebelumnya dan telah ada keputusan untuk mengurangi pembelian obligasi setiap bulannya, tetapi pelaku pasar ingin memastikan realisasi keputusan tersebut sehingga lebih cenderung wait and see.

Riset Trust Securities menyatakan rupiah mendekati level support Rp 11.688 per dollar AS. Akhir pekan ini rupiah diproyeksikan ada di rentang level Rp 11.688-11.654 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com