Basuki Akuisisi Palyja dan Aetra Semakin Bulat

"Supaya kita gampang mengontrol (pengelolaan air bersih) nya. Bayangkan seluruh perusahaan air minum, kanan kiri dikuasai swasta," kata Basuki, seusai menjadi inspektur upacara di Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (1/3/2014).

Menurut Basuki, perjanjian kerjasama antara PAM Jaya bersama operator swasta lebih baik diputus. Kontrak itu berlangsung selama belasan tahun. Selama itu pula tak jarang pelayanan air bersih mengalami gangguan. Terutama saat wilayah ibu kota terendam banjir.

Kini, PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya sedang dalam proses akuisisi saham Palyja kepemilikan Astratel dan Suez Environment. PT Pembangunan Jaya membeli sebanyak 51 persen saham Suez Environment. Sedangkan PT Jakarta Propertindo mengakuisisi 49 persen saham Astratel.

Sementara akusisi Aetra masih dalam tahap wacana. Alasan lain Basuki mengakuisisi dua operator swasta itu adalah realisasi perbaikan hydran-hydran sepanjang trotoar Jakarta. Agar berfungsi optimal, pompa Palyja dan Aetra harus memiliki tekanan air cukup.

"Kita maunya hydran seperti di film-film. Kalau hydran-nya roboh, airnya menyemprot. Nah, kalau di sini (Jakarta) hydrannya roboh, airnya enggak ada," kata Basuki.

Seharusnya, jika air pada hydran cukup, dapat tersambung ke selang. Ketika dibuka untuk memadamkan api, air menyemprot lancar.

Sekedar informasi, PT Aetra Air Jakarta mengelola, mengoperasikan, memelihara sistem penyediaan air bersih, dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur).

Aetra kontrak kerjasama dengan PAM JAYA selama 25 tahun, mulai pada tahun 1998 sampai 2023. Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte. Ltd dengan kepemilikan sebesar 95 persen dan PT Alberta Utilities sebesar 5 persen.

Sementara PT Palyja menyepakati kontrak kerjasama dengan PAM Jaya selama 25 tahun, mulai 1 Februari 1998. Palyja melayani pasokan air bersih ke wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, serta sebagian wilayah Jakarta Utara dan Pusat.