"Defisit nilai perdagangan Indonesia lebih disebabkan oleh besarnya defisit sektor migas, yaitu 1,06 miliar dollar AS, walaupun neraca sektor nonmigas mengalami surplus sebesar 0,63 miliar dollar AS," ujar Adi pada konferensi pers di kantornya, Senin (3/3/2014).
Nilai ekspor Januari mencapai 14,48 miliar dollar AS, turun 14,63 persen dibandingkan ekspor pada bulan Desember 2013. Demikian pula bila dibandingkan bulan Januari 2013 atau secara year on year turun 5,79 persen.
"Penyebab penurunan kinerja ekspor itu lebih banyak disebabkan karena dampak pemberlakuan Undang-undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba)," ungkap Adi.
Sebagai dampak implementasi UU Minerba, ekspor migas berupa bijih, kerak, dan abu logam menyumbang penurunan terbesar sebesar 685,2 juta dollar AS. Sedangkan peningkatan ekspor terbesar pada mesin-mesin atau pesawat mekanik sebesar 146,7 juta dollar AS.
Adapun nilai impor pada bulan Januari 2014 mencapai 14,92 miliar dollar AS, turun 3,50 persen dibanding impor Desember 2013. Pun bila dibandingkan impor Januari 2013 turun 1,07 persen.
"Penurunan terjadi pada impor migas sebesar 411,9 juta dollar AS dan impor non migas sebesar 122,8 juta dollar AS. Penurunan impor migas karena turunnya impor minyak mentah dan hasil minyak. Sebaliknya impor gas meningkat," papar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.