Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Indikator Ekonomi yang Diprediksi Membaik Selama Tahun Pemilu

Kompas.com - 04/03/2014, 10:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar dari tren setiap kali pemilu digelar di Indonesia, ada beberapa indikator ekonomi yang diperkirakan hampir pasti membaik. Ini tak terlepas dari pencitraan dan upaya memperlihatkan langkah untuk mewujudkan janji politik.

Ekonom Faisal Basri mengatakan indikator-indikator tertentu ekonomi cenderung membaik, berdasarkan tren yang dia amati dari Pemilu 1999, 2004, dan 2009. Indikator pertama yang cenderung membaik pada tahun politik, sebut dia, adalah inflasi.

"Isu inflasi adalah isu yang sangat sensitif saat pemilu. Waktu kampanye (kalau) harga naik, orang akan bilang Anda ( bohong," kata Faisal saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Minggu (2/3/2014).

Dengan tren itu, kata Faisal, harga-harga kebutuhan pokok kemungkinan besar akan stabil. Tidak mengabaikan usaha yang dilakukan pada tahun-tahun sebelum tahun pemilu, dia mengatakan pada tahun politik ini pemerintah akan semakin giat menjaga laju inflasi untuk meraih simpati publik.

Pada 2009, misalnya, Faisal mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurunkan harga bahan bakar minyak. Selain menekan inflasi, kata dia, cara itu jelas efektif untuk meraup simpati masyarakat.

Praktik semacam itu, menurut Faisal tak hanya terjadi di Indonesia. Pemerintah Argentina, sebut dia memberikan contoh, terang-terangan melarang supermarket menaikkan harga barang selama tiga bulan sebelum hari pemungutan suara.

"Ada yang model intervensi seperti Pak SBY, kemudian ada yang moles-moles memastikan semua logistik lancar, karena itu modal untuk kampanye," imbuh Faisal.

"Tapi saya duga (intervensi) tidak sedrastis 2009, karena Pak SBY kan tidak akan nyapres lagi. Tapi tetap Pak SBY punya kepentingan, karena dia Ketua Umum (Partai) Demokrat, dia tidak ingin Demokrat anjlok, jadi dia coba semaksimal mungkin," lanjut Faisal.

Selain inflasi, Faisal mengatakan isu pengangguran dan kemiskinan merupakan modal lain untuk kampanye partai penguasa. Penambahan jadwal pembagian beras miskin, menurut dia, merupakan salah satu cara yang lazim dipakai untuk menggarap isu kemiskinan menjelang pemilu.

"Kemiskinan gampang dibikin turun. Serahkan saja raskin sebulan dua kali (maka) bulan Maret ini turun (angka) orang miskin. Dan itu kemewahan yang dimiliki oleh partai yang berkuasa," kata Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com