Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Meletus, Pertanian Rugi Rp 1,87 Triliun

Kompas.com - 05/03/2014, 15:12 WIB
Erlangga Djumena

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kerugian sektor pertanian akibat bencana alam letusan gunung Sinabung dan gunung Kelud beberapa waktu lalu diperkirakan mencapai Rp 1,87 triliun.

Rinciannya, kerugian Rp 1,3 triliun - Rp 1,5 triliun akibat letusan Sinabung, dan sisanya akibat letusan Kelud. Kerugian tersebut dihitung dari biaya produksi petani dan luas lahan tanam.

Hal itu dipaparkan Menteri Pertanian Suswono dalam jumpa pers, kemarin (4/3/2014). Dari data Kemtan yang dikumpulkan dinas-dinas pertanian daerah, diketahui luas tanaman petani yang rusak akibat erupsi Sinabung mencapai 50.921 hektare (ha) di 14 kecamatan. Namun, yang mengalami puso atau gagal panen dari luas tersebut sekitar 12.399 ha.

Sementara, total lahan rusak di Kabupaten Malang dan Kediri akibat erupsi Kelud seluas 17.330 ha yang mencakup total lahan puso seluas 4.821 ha.

Komoditas yang paling terimbas dari Kelud adalah hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, tomat dan nanas.

Yang jelas, kata Suswono, Kementrian Pertanian bakal menyalurkan bantuan pada petani dalam bentuk benih, pupuk dan sarana pertanian.

Suswono bilang, saat ini pemerintah telah menyalurkan bantuan senilai Rp 2,7 miliar untuk Sinabung. Wujudnya, benih sayuran untuk 183 ha, benih kopi senilai Rp 0,93 miliar untuk 92 ha serta alat dan mesin pertanian senilai Rp 1,17 miliar.

"Untuk benih kopi sedang proses administrasi bantuan sosial (bansos), sedangkan alat mesin sudah ada di dinas Kabupaten Karo dan segera dibagikan kepada kelompok tani," ujar Suswono.

Selain itu, Kemtan juga telah mengusulkan bantuan benih untuk 16 desa yang penduduknya telah pulang dan 3 desa yang penduduknya akan dipulangkan senilai Rp 42,6 miliar.

Dalam rapat kabinet terbatas beberapa pekan lalu, kata Suswono, telah diputuskan bahwa dana bantuan pertanian untuk petani korban Sinabung sebesar Rp 129 miliar.

"Dari dana kontigensi yang totalnya Rp 3 triliun," jelas dia. Sementara untuk Kelud, kata dia, masih dalam proses inventarisasi.  (Maria Elga Ratri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com