Hingga pukul 14.43 WIB, nilai tukar rupiah naik 0,8 persen ke Rp 11.483 per dollar AS, level terkuat sejak 5 November 2013 yang berada di posisi 11.413.
Dari catatan Blomberg, dana asing yang sudah kembali masuk ke pasar uang dan saham Indonesia mencapai 2,9 miliar dollar AS. Hal itu seiring dengan perbaikan defisit transaksi berjalan dan inflasi yang mulai mereda pada bulan Februari lalu.
Penguatan rupiah juga didorong keputusan Otoritas Singapura yang menghapus referensi transaksi spot dan non-deliverable forward (NDF) untuk USD/IDR per 27 Maret 2014. ABS Benchmarks Administration Co Pte. Ltd. (ABS Co) dan The Singapore Foreign Exchange Markets Committee (SFEMC) pada 18 Februari 2014 mengumumkan penghentian benchmark spot USD/IDR, yang saat ini dikenal dengan “IDRVWAP” pada 27 Maret 2014. ABS pun mulai menggunakan JISDOR yang ditetapkan BI.
Hari ini ABS menetapkan nilai tukar rupiah Rp 11.540 per dollar AS. Sementara kurs tengah BI dipatok pada Rp 11.554 per dollar AS.
Analis Australia & New Zealand Banking Group Irene Cheng mengatakan, rupiah telah menguat seiring dengan dana yang masuk ke dalam negeri. "Situasi ini bagus untuk membuat investasi lebih percaya diri lagi," kata Irene seperti dikutip Bloomberg, Kamis (6/3/2014).
Seperti diberitakan, defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal IV 2013 tercatat sebesar 1,98 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni sebesar 3,8 persen dari PDB. Adapun inflasi pada bulan Februari 2014 lalu tercatat sebesar 0,26 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 1,07 persen. Dengan demikian, secara year on year, inflasi Indonesia saat ini tercatat sebesar 7,75 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.