Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renegosiasi, Pemerintah Optimistis Bisa Dongkrak Penerimaan Negara

Kompas.com - 07/03/2014, 15:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah optimistis renegosiasi Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dapat meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) dalam bentuk royalti.

Dirjen Minerba, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), R Sukhyar mengatakan, royalti yang akan diterima negara dari perusahaan tambang pemegang KK masih merujuk pada Peraturan Pemerintah No.9 tahun 2012.

Ia mencontohkan, untuk mineral logam emas misalnya, royalti yang diterima adalah sebesar 3,75 persen dari nilai ekspor. "Kebanyakan KK perusahaan emas, jadi mengikuti PP No.9 tahun 2012," terang Sukhyar, usai penandatanganan, Jumat (7/3/2014).

Sementara itu, royalti yang diterima dari perusahaan PKP2B, lanjut dia, sebesar 13,5 persen. Sukhyar menambahkan, jika nantinya kontrak perjanjian perusahaan batubara tersebut berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), maka ada tambahan profit sharing sebesar 10 persen.

Praktis, renegosiasi yang dilakukan pemerintah dan pengusaha tambang tahun ini diharapkan akan meningkatkan penerimaan negara.

Di sisi lain, divestasi yang juga menjadi prinsip yang alot dalam proses renegosiasi pun telah disepakati. Sukhyar memaparkan, perusahaan yang hanya melakukan penambangan saja akan dikenai divestasi sebesar 51 persen. Sementara perusahaan mineral logam yang menambang dan sekaligus melakukan pemurnian akan dikenai divestasi sebesar 40 persen.

Sebagaimana diketahui, hari ini sebanyak 25 perusahaan terdiri dari 6 KK dan 19 PKP2B telah meneken Nota Kesepahaman Amandemen KK dan PKP2B, di Kantor Kementerian ESDM. Penerimaan negara atau royalti yang menjadi salah satu dari 6 prinsip renegosiasi pun sudah disepakati oleh ke-25 perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com