Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suatu Saat, Beli Obligasi Pun Bisa di Swalayan

Kompas.com - 09/03/2014, 20:34 WIB

TANJUNG PANDAN, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia nantinya akan bisa membeli obligasi ritel diberbagai tempat yang mudah diakses, seperti kantor pos, swalayan ataupun minimarket-minimarket yang banyak tersebar di seluruh Nusantara. Wakil Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Rachmat Waluyanto mengatakan, hal ini merupakan salah satu bentuk financial inclusion dan juga upaya untuk mengembangkan basis investor domestik.  

Ke depan OJK akan mendorong hal itu. Ide-ide semacam itu ada dalam agenda ojk, itu juga bisa termasuk financial inclusion dan dikemas  dengan upaya pengembangan basis investor domestik," ucapnya Sabtu (8/3/2014) malam, di Tanjung Pandan, Belitung.

Ia bercerita, bahwa di beberapa negara yang dikunjunginya, masyrakat bisa membeli obligasi di swalayan, sebagaimana membeli barang-barang keperluan sehari-hari.

"Seperti Afrika Selatan,  di sana orang beli obligasi di supermarket. Jadi ibu-ibu sambil membayar barang-barang yang dia beli, dia bertanya, 'eh sekarang berapa ya harga  obligasi, saya beli deh, berapa dollar'. Istilahnya seperti membeli kacang atau permen," katanya.

Untuk mewujudkan hal itu, menurutnya, sangat penting untuk membangun infrastruktur yang bisa menunjang transparansi harga sehingga membuat masyarakat yakin untuk membeli obligasi ritel.

"Jadi kita harus bagun infrastruktur juga supaya at any time kita bisa tahu harganya. itu akan meningkatkan confidence calon inevator," tambahnya.

Selain itu, diakuinya, masalah likuiditas obligasi memang menjadi perhatian investor ritel. "Harusnya memang harus likuid. Tapi begini, yang  namanya investasi tentu ada jaraknya, diatas satu tahun lah, jadi tidak bisa cash anytime. Tapi tetap harus diperhatikan aspek likuiditas, karena ini ritel," katanya.

Hal itu, lanjutnya, bisa dilakukan melalui ketersediaan infrastruktur untuk transparansi harga. "Kalau masyarakat itu yakin, kalau saya beli harga sekian, nanti kalau jual dengan harga sekian. Jadi any time dia bisa memutuskan," ucapnya.

Selain itu, salah satu penunjang likuiditas juga adalah dengan adanya penggerak pasar. "Kita harus punya market makers, bukan standby buyers. Jadi kalau ada lembaga keuangan yang bisa melakukan quatasi dua arah, berapa kalau dia mau jual, berapa kalau dia beli, at any time, itu akan menciptakan likuiditas," kata mantan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan ini.

Namun saat ditanya kapan masyarakat Indonesia bisa mulai membeli obligasi di tempat-tempat tersebut, ia mengaku belum bisa memastikannya. "tunggu saja deh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com