Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Usaha Bakso Kian Sengit

Kompas.com - 10/03/2014, 15:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan bakso kuah sudah menjadi salah satu kuliner yang sangat akrab di masyarakat Indonesia. Harga jual yang terjangkau serta gurihnya bakso bercampur kuah panas yang menggugah selera, membuat kuliner ini diminati mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tak heran, usaha kuliner bakso terus tumbuh dengan persaingan yang cukup ketat. Bahkan,  tingginya persaingan usaha di bidang ini membuat pengusaha bakso kini sulit menggaet mitra baru. Namun tak ingin menyerah, pengusaha bakso terus membuka peluang kemitraan dan menjaga kualitas produknya.

Tulisan ini coba menyoroti perkembangan tiga usaha bakso yang sudah pernah diulas sebelumnya, yakni Bakso Benhil, Baso Batok Bang Toyip, dan Tahu Bakso Zidan.

Bakso Benhil

Didirikan tiga tahun silam, Apeng Orinanti sang pemilik membuka tawaran kemitraan bakso Benhil pada Maret 2012. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Juni 2013, bakso Benhil baru memiliki empat mitra. Saat ini, bakso Benhil sudah memiliki tujuh mitra yang tersebar di Jakarta dan Pulau Jawa.

Apeng menjelaskan, ekspansi mitra baru bakso Benhil memang lambat lantaran mereka ingin mendapat mitra yang serius berbisnis bakso. Tujuannya, agar usaha bakso mereka bisa tetap eksis dan berkembang.

Sejak awal tahun 2014, ada perubahan investasi yang ditawarkan oleh kemitraan bakso Benhil. Saat ini Apeng memiliki tiga pake investasi. Yaitu, pertama, paket mini resto berukuran 15 meter persegi (m²)-20 m² dengan modal Rp 150 juta.

Kedua, paket resto berukuran 40 m²-60 m² nilai investasinya Rp 200 juta. Ketiga, paket Grande berukuran 60 m²-100 m²  dengan nilai investasi Rp 300 juta. Mulai awal tahun ini, Apeng juga mengenakan royalti fee 4 persen dari omzet dan kontrak kerja selama lima tahun.

Setelah dua tahun, nantinya royalti fee ini akan turun menjadi 3 persen dari omzet. Tak hanya itu, untuk mengikuti kenaikan harga bahan baku, Apeng juga menyesuaikan harga produk menjadi Rp 8.000 per porsi - Rp 30.000 per porsi. Tahun lalu, harga jual bakso Benhil masih sekitar Rp 14.000-Rp 20.000 per porsi.

Bakso Benhil memang selektif memilih mitra yang serius berbisnis bakso. Makanya, tahun ini mereka hanya menargetkan tambahan dua mitra baru. Bakso ini mengusung nilai lebih sebagai bakso sehat yang tidak menggunakan bahan pengawet dalam racikan daging sapinya.

Supaya lebih dikenal, Apeng rajin mempromosikan mereknya dengan beriklan di internet dan menyebar brosur. Bagi Apeng, gencarnya pemasaran harus diimbangi dengan menjaga kualitas rasa produk.

Baso Batok Bang Toyib

Baso Batok Bang Toyib bisa dibilang merupakan pendatang baru di bisnis bakso. Sang pemilik, Muhammad Toip, baru mendirikan usaha ini pada Januari 2012 di Bandung dan mulai menawarkan kemitraan April 2012.

Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini pada awal 2013, Baso Batok Bang Toyib baru memiliki tiga gerai yang seluruhnya berlokasi di Bandung. Rinciannya, satu milik pusat dan dua gerai milik mitra. Sampai akhir tahun lalu, gerai Baso Batok Bang Toyib bertambah satu gerai.

Sehingga, saat ini total gerai Baso Batok Bang Toyib ada empat gerai. Toip, sang pemilik mengaku pertumbuhan gerai baksonya memang tak signifikan, lantaran ia tak hanya mengembangkan satu bisnis saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com