Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Referendum Crimea Justru Dorong Harga Minyak Dunia Turun

Kompas.com - 18/03/2014, 06:33 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak turun, Senin (17/3/2014), menyusul hasil referendum Crimea di Ukraina yang berlangsung pada Minggu (16/3/2014). Pasar dinilai tak khawatir bakal ada gangguan pasokan energi ke Eropa Barat.

Kontrak utama New York, West Texas Intermediate, untuk perngiriman April 2014 ditutup dengan harga 98,08 dollar AS per barrel, turun 81 sen dari harga penutupan pada Jumat (14/3/2014).

Setali tiga uang, di London, Inggris, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei 2014, turun 1,97 dollar AS per barrel ke level 106,24 dollar AS. Harga ini merupakan yang terendah sejak awal Februari 2014.

"Denyut pasar ini menunjukkan konsensus bahwa minyak dan gas akan tetap mengalir, bahkan melewati Ukraina," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Uni Eropa dan Amerika Serikat, Senin, menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas tuduhan tindakan mereka di Ukraina termasuk munculnya referendum Crimea. Situasi ini merupakan situasi terburuk blok Barat dan Timur selepas Perang Dingin pada era 1980-an.

Fawad Razaqzada, analis perdagangan Forex.com, mengatakan, tak ada kepentingan Eropa membatasi ekspor energi Rusia. Faktanya, ujar dia, Rusia adalah pemasok sepertiga kebutuhan minyak dan gas Uni Eropa.

Selain itu, Evans mencatat produksi minyak Libya pun turun setelah pemberontak di negara itu memblokade sumur minyak pada Juli 2013. Akibatnya, ekspor minyak dari negara itu turun menjadi 250.000 barrel per hari, jauh di bawah angka 1,5 juta barrel per hari sebelum blokade tersebut. "Pasar tampaknya memiliki harga ekspor minimal," kata dia.

Pada hari yang sama, kapal tempur Angkatan Laut Amerika Serikat menahan sebuah kapal tanker minyak yang bertolak dari pelabuhan di wilayah kekuasaan pemberontak Libya. Penangkapan itu berdasarkan permintaan Pemerintah Libya dan Siprus.

Kapal tanker tersebut kemudian dibawa ke pelabuhan di Libya, ujar keterangan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, tanpa menyebutkan lokasi tepat.

Di luar isu konflik politik dan militer di sekitar sumber minyak dunia, para pelaku pasar juga tengah menanti kebijakan dari pertemuan dua hari bank sentral Amerika Serikat (The Fed), Rabu (19/3/2014). Menguat dugaan, The Fed bakal besar-besaran memangkas stimulus di tengah mulai pulihnya perekonomian negara konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com