Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk, Glen Glenardi mengatakan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan kredit perseroan yang mencapai Rp 48,45 triliun atau tumbuh 6,42 persen ketimbang 2012.
"Laba bersih sejalan dengan kenaikan kredit, untuk penipang utamanya masih di UMKM yang mencapai Rp 19,05 triliun, yang kemudian disusul segmen komersial sebesar Rp 15,50 triliun, dan diikuti dengan konsumer dan mikro," kata Glen di Jakarta, Selaasa (18/3/2014).
Kenaikan kredit diikuti dengan pendapatan bunga yang sepanjang 2013 mencapai Rp 5,95 triliun atau tumbuh 16,07 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,13 triliun.
Sementara itu, beban bunganya naik 31,57 persen menjadi Rp3,5 triliun dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,7 triliun.
"Hal ini disebabkan kenaikan BI Rate secara bertahap dari 5,75 persen pada Mei 2013, menjadi 7,50 persen di november 2013 yang berimbas pada naiknya coast of fund," jelasnya.
Sebagai informasi, margin bunga bersih atau NIM perseroan pada 2013 tercatat sebesar 3,82 persen. NIM ini lebih rendah ketimbang capaian pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,56 persen.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Bukopin pada 2013 tercatat sebesar 2,26 persen. Angka ini lebih rendah ketimbang NPL pada tahun sebelumnya yang sebesar 2,66 persen. (Arif Wicaksono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.