Beberapa perusahaan yang khawatir atas perkembangan itu di antaranya adalah pabrikan pesawat Boeing dan serta General Electric (GE). Terkait dengan perkembangan yang terjadi, sekitar 100 petinggi perusahaan AS yang telah menanamkan modal di Rusia menemui Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel.
Pertemuan itu dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan dampak yang bakal dihadapi oleh berbagai perusahaan AS jika sanksi telah dijatuhkan ke Rusia.
“Para CEO sangat mengikuti apa yang terjadi di Rusia. Beberapa perusahaan menyatakan hal itu menjadi salah satu masalah krusial bagi kelangsungan bisnis mereka," ujar perwakilan para CEO, John Engler.
Perusahaan-perusahaan AS menjadi salah investr terbesar di Rusia, dan banyak masuk di sektor teknologi dan jasa keuangan. Potensi bisnis di Rusia meningkat pesat setelah negara tersebut bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada 2012.
General Electric, melalui anak usahanya yang bergerak di bidang leasing pesawat yaitu GECAS, memiliki 54 unit pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan Rusia.
“Kami berharap industri penerbangan bisa terhindar dari sanksi yang dijatuhkan. Saat ini di Rusia sedang muncul situasi yang unik bagi pelaku bisnis dari negara-negara barat,” ujar Norm Liu, CEO GECAS, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Rabu (19/3/2014).
Menurutnya, jika konflik yang terjadi antara Presiden Vladimir Putin dengan Barat hanya di tataran diplomatik, hal itu tidak menjadi kekhawatiran besar bagi pelaku industri. "Akan tetapi, jika problem itu tak sekedar masalah diplomatik, akan lain ceritanya," lanjut Liu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.