Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Rupiah Bergantung pada Dua Hal Ini

Kompas.com - 21/03/2014, 10:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -   Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti mengatakan, pergerakan rupiah dari faktor non fundamental, akan sangat tergantung pada sentimen global, serta sentimen politik.

Pada sisi global, pemangkasan stimulus the Federal Reserve sebesar 10 miliar dollar AS, menjadi 55 miliar dollar AS membuat pasar menjadi khawatir. Padahal, kata Destry, sebetulnya dampaknya belum kentara terlihat.

"Kemudian ada kenaikan bunga di 2015, sebenarnya itu kan masih jauh juga," kata Destry di Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Kemungkinan, penaikan suku bunga akan terjadi di kuartal kedua 2015. Kalaupun suku bunga naik, lanjut Destry, lompatannya tidak akan terlalu tinggi.

Saat ini suku bunga di Amerika Serikat di level 0,25 persen, jauh di banding BI rate yang mencapai 7,5 persen. "Jadi sebenarnya premi di kita masih bagus. Makanya BI kan selalu ingatkan, dan dari tim saya bilang kita jangan harapkan bunga turun terlalu cepat, karena kita sudah lihat achievment di 3 bulan ini," jelasnya.

Menurut Destry, rencana The Fed soal pemangkasan stimulus itu, di sisi lain akan memberikan dampak positif ke Indonesia, karena itu artinya ekonomi di Amerika Serikat tengah pulih.

"Dan pasti ekspor kita ke sana akan naik. Tapi ini kan sentimen sesaat, tinggal bagaimana kita meng-handle," ujarnya.

Sementara itu, sentimen politik di dalam negeri juga akan berpengaruh terhadap pergerakan rupiah. "Kedua, sentimen politik di dalam, karena isu utama sekarang kita bagaimana nih proses politik yang terjadi," kata Destry.

Destry mengatakan, kalau sentimen politik ini bisa dikendalikan, pasti rupiah tidak akan bergerak jauh dari nilai fundamentalnya, yakni antara Rp 10.900 hingga Rp 11.500 per dollar AS. Meski demikian, ada kemungkinan rupiah kembali bergerak menyentuh Rp 12.000 per dollar AS.

"Downside risk ke depan masih ada. Karena pertama, globalnya, kita belum tahu tapering mereka (The Fed) seperti apa. Kedua, kita belum tahu ini hasil pemilunya seperti apa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com