Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Aksi Jual Investor di Saham Mulai Turun

Kompas.com - 24/03/2014, 08:26 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan kembali bergerak variatif mengawali pekan ini, Senin (24/3/2014). Indeks dimungkinkan naik di tengah mulai terbatasnya aksi jual investor dan pelaku pasar.

Sentimen negatif masih datang dari pasar saham AS yang melemah setelah pencaplokan Crimea oleh Rusia. Akhir pekan lalu, indeks saham Dow Jones Industrial terkoreksi 0,17 persen dan S&P500 turun 0,29 persen.    

Dari pasar Asia, indeks di beberapa negara terkemuka dibuka menguat awal pekan ini. Kenaikan pasar saham Asia ditunjukkan oleh Nikkei 225 di Jepang yang naik 0,89 persen. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan dibuka menguat 0,73 persen.    

Sementara itu, harga kontrak berjangka (futures) komoditas ditutup menguat. Harga minyak mentah WTI terapresiasi 0,56 persen ke 99,46 dollar AS per barrel. Sementara harga emas Comex naik 0,41 persen ke posisi 1.336 dollar AS per troy ounce.    

Dari dalam negeri, investor asing masih melakukan aksi jual seiring meningkatnya kekhawatiran di Crimea. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah setelah The Fed menegaskan akan menaikkan suku bunga acuan.  

Riset Mandiri Sekuritas menyatakan IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks yang terkoreksi beberapa hari dan ditutup tertahan di support level 4.700. Indikator stochastic berpotensi membentuk golden cross.

Aksi jual investor dinyatakan sudah menurun. Indeks pun diproyeksikan bergerak variatif dengan peluang naik terbatas. Level indeks support di 4.662 dan resistance di 4.737/4.774. Beberapa saham pilihan adalah TLKM, BBTN, INDF, UNVR dan ACES.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com