"Pertumbuhan akan lebih flat. Negara yang penting dicatat adalah China (Tiongkok). Pertumbuhan ekonomi China akan melemah karena ada penurunan pertumbuhan kredit. Dengan demikian pertumbuhan ekspor kita akan tertahan," kata Edimon di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Lebih lanjut, Edimon mengungkapkan, Tiongkok merupakan negara utama tujuan ekspor Indonesia, disusul Jepang. Selama Tiongkok menahan pertumbuhan ekonominya, maka ekspor Indonesia pun akan terus tertahan.
"Yang membuat pertumbuhan lemah adalah investasi, ini menurun kontribusinya. Kita perlu ekspor dan investasi lebih besar. Untuk saat ini yang paling penting adalah China, akan sedikit melemah," ungkapnya.
ADB memprediksi total ekspor Indonesia akan meningkat sebesar 4,5 persen pada tahun 2014 dan 6 persen pada tahun 2015 sejalan perbaikan ekonomi di AS, India, dan zona Eropa.
Depresiasi rupiah diakui ADB memang akan mengganggu kinerja impor. Meskipun demikian, impor diprediksi akan meningkat sebesar 3,4 persen tahun ini dan 4,2 persen tahun 2015 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.