Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Pemilu, IHSG Langsung Anjlok Lebih dari 100 Poin

Kompas.com - 10/04/2014, 09:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Investor pasar modal tampaknya merespons negatif hasil pemilu legislatif.  Indeks Harga Saham Gabungan pada awal perdagangan Kamis (10/4/2014) pagi melorot lebih dari 100 poin ke kisaran level 4.800.

Hingga sekitar pukul 09.15 WIB, IHSG anjlok 116,19 poin atau 2,36 persen ke posisi 4.805,21. Tercatat 167 saham turun dan hanya 46 saham yang naik. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 2,17 triliun.

Saham-saham yang merontokkan indesk pada awal sesi inim diantaranya Summarecon Agung (SMRA) merosot 8,07 persen, Ciputra Development (CTRA) melorot 7,76 persen, Wijaya Karya (WIKA) melemah 7,58 persen, dan Astra International (ASII) terkoreksi 6,54 persen.

Sementara saham-saham yang masih bertahan di zona hijau antara lain, Graha Layar Prima (BLTZ) melesat 10,17 persen, Indomobil Multi Jasa (IMJS) menguat 6,15 persen, Vale Indonesia (INCO) naik 1,28 persen, dan Ciputra Surya (CTRS) meningkat 1 persen.

Menurut riset MNC Securities, sentimen hasil pemilu sangat mempengaruhi pergerakan pasar. Dari hasil hitung cepat atas Pileg 9 April 2014. Ada sejumlah catatan penting terkait hal itu dan perkiraan arah IHSG selanjutnya.

Pertama, tidak ada parpol pemenang dominan karena versi hitung cepat, PDI-P hanya mengantongi 19,1 persen. Kedua ternyata Jokowi effect hanya sedikit berpengaruh atas peningkatan suara PDI-P yang sebenarnya punya target 27,02 persen.

Hal itu menjadikan harus ada koalisi bagi parpol guna memenuhi persyaratan untuk mengajukan capres dan cawapres. Secara historis, pemerintahan koalisi tidak maksimal dan efektif karena adanya "kebijakan transaksional".

"Maka, terkait IHSG, indeks bisa responsnya bagus di awal perdagangan. Namun bukan mustahil IHSG bisa turun karena market menunggu terbentuknya koalisi antarpartai. Investor akan kembali berpikir logis dan rasional serta fokus atas data ekonomi dan kinerja emiten yang diperkirakan melambat seiring perlambatan PDB tahun ini," sebutnya.

Hal itu pun bisa menyeret indeks terkena ambil untung, khususnya bila IHSG menyentuh level 5.000. Terlebih di bulan Mei, IHSG diperkirakan melemah karena adanya sentimen fundamental, politik, dan Piala Dunia 2014.

Seperti diberitakan, berdasarkan quick count beberapa lembaga survei termasuk hitung cepat Kompas, menunjukkan tidak ada satupun partai yang memperoleh suara lebih dari 20 persen. Padahal sebelumnya, suara PDI Perjuangan disebut-sebut bisa mencapai 27 persen, seiring dengan pencalonan Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden.

Sekedar mengingatkan saja, saat pengumuman Jokowi menjadi capres yang diusung PDI-P, IHSG  ditutup melompat sebesar 3,22 persen atau 152,47 poin menjadi 4.878,64. Baca: (Pasar Sambut Jokowi jadi Capres, IHSG Ditutup Menguat 152 Poin)
Demikian juga dengan rupiah yang perkasa hingga menguat ke kisaran 11.200 per dollar AS. Baca: "Jokowi Effect", Rupiah Menguat ke Kisaran 11.200 Per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com