Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respon Negatif Pasar atas Hasil Pileg Hanya Sesaat

Kompas.com - 11/04/2014, 15:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Hitung cepat (quick count) yang dilakukan berbagai lembaga menunjukkan raihan suara PDI Perjuangan tak sampai 20 persen. Atas perolehan itu, pelaku pasar menyatakan kekecewaaannya.

Dengan perolehan tersebut, PDI Perjuangan harus menggandeng partai lain untuk berkoalisi, jika ingin mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.

Menko Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa menganggap kekecewaan pasar adalah hal yang wajar, dan hanya bersifat sesaat (temporary).

“Market kita sedikit ragu-ragu karena ekspektasi tidak sesuai yang diharapkan. Ini menurut saya sesuatu yang sangat sesaat, dan di dalam politik itu kadang-kadang memberikan sinyal positif, dan kadang-kadang negatif, tapi bersifat temporary,” terangnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Jumat (11/4/2014).

Sebagai informasi, Kamis lalu (10/4/2014), sejumlah indikator yang menunjukkan tidak puasnya pasar atas pencapaian PDI Perjuangan antara lain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terperosok 3,3 persen di level 4.757.

Selain itu, yield obligasi pemerintah yang bertenor 10 tahun naik menjadi 7,8 persen, serta nilai tukar rupiah yang turun sekitar 0,4 persen menjadi Rp 11.338 per dollar AS.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, mengamini, hasil pileg yang tidak sesuai harapan, menyebabkan ketidakpastian pasar.

“Ekspektasi ke PDI-P atau Jokowi effect signifikan, sehingga kepastian makin kecil ketika keluar hasil seperti itu. Kan ketidakpastian makin tinggi PDI-P belum bsia memajukan Jokowi. Secara mendasar, pasar tidak suka ketidakpastian,” papar Purbaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com