“Sekarang ini (lahan) sudah habis dalam menghadapi pasar bebas ASEAN. Semua, mulai dari Bekasi, Karawang, sampai Purwakarta itu semuanya sudah sold out,” kata dia di gedung Apindo Training Centre, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Soebronto mengatakan, makin diminatinya kawasan tersebut didorong oleh konektivitas seperti pembangunan jalan tol. Jalan bebas hambatan yang dibangun dari Jakarta, Cikampek hingga nantinya ke Cirebon membuat kawasan tersebut potensial sebagai kawasan industri baru. Akibatnya, Jakarta tak lagi menjadi prioritas kawasan industri.
"Jakarta enggak prioritas. Apalagi Pulogadung, udah enggak nyaman, udah banjir segala macem,” tambahnya.
Sayangnya, lanjut Soebronto, pemilik lahan sepanjang Bekasi hingga Purwakarta mayoritas adalah orang asing. “Tapi yang menyedihkan siapa yang invest? Ini adalah asing,” katanya.
Dia menjelaskan, para investor asing sudah jauh-jauh hari membeli lahan tersebut. Ada yang membelinya pada 2005, dan beberapa lagi pada 2008. Dan saat ini, harga tanah pun sudah berlipat empat kali.
Dari sini, kata Soebronto, investor asing sudah mendapat keuntungan berlipat-lipat. Sehingga, lanjutnya, investor asing tidak akan merugi seandainya suatu saat harus hengkang dari Indonesia, lantaran melihat adanya potensi yang lebih efisien di negara lain.
“Kalau pengusaha lokal yang punya (lahan), enggak akan pindah ke mana-mana. Ini kan tanah air kita, tapi sekarang bukan punya kita. Ini yang mesti kita sadari,” sesalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.