Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelindo II: Nasionalis Bukan Berarti Mengoperasikan Pelabuhan Sendiri

Kompas.com - 21/04/2014, 11:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pelindo II (Persero), R.J Lino menilai, Indonesia masih perlu belajar dari orang asing, khususnya untuk sektor kepelabuhanan. Pelaku usaha kepelabuhanan tak bisa bekerja sendiri mengelola fasilitas tersebut.

"Saya sendiri yang lebih paham dari operator nasional, saya enggak berani operasikan sendiri. Saya enggak ingin yang menjadi korban itu masyarakat. Enggak boleh," kata dia ditemui usai teken perjanjian dengan Mitsui Ltd, Jakarta, akhir pekan lalu.

Pesimisme Lino ini cukup beralasan. Hingga kini, biaya logistik Indonesia masih di kisaran 24,5 persen dibanding Produk Domestk Bruto (PDB), atau sangat tidak efisien. Belum lagi, masalah dwelling time yang masih mencapai sepekan. Padahal Tanjung Priok, adalah pelabuhan ekspor impor terpadat di Indonesia.

Lino menambahkan, sekitar 70 persen kegiatan ekspor impor-di luar komoditas tambang-dilakukan lewat Tanjung Priok. Lino menuturkan, Indonesia harus mulai serius belajar dari fase pertama pembangunan NewPriok, di mana target total produktivitas mencapai 5 juta TEUs.

"Kita bisa belajar dari fase pertama, kemudian baru di fase kedua kita bisa operasikan sendiri. Jadi jangan lihat nasionalisme itu harus saya sendiri, tapi yang jadi korban masyarakat," jelas Lino.

Dia menambahkan, tujuan bernegara adalah agar semua orang bisa hidup sejahtera. Dan untuk itu, lanjutnya, maka tarif logistik harus murah. "Nah kalau saya operasikan sendiri semua supaya dibilang nasionalis, tapi ngerugiin masyarakat, artinya itu saya enggak nasionalis," sindir Lino.

"Banyak orang bilang nasionalis, tapi sebenarnya tujuannya untuk perusahaan dia sendiri. Bicara nasionalis tapi bukan untuk masyarakat banyak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com