Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Miskin Paling Terkena Dampak Krisis

Kompas.com - 24/04/2014, 13:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Laporan Pembangunan Dunia 2014 yang dirilis Bank Dunia menyatakan seiring perubahan dunia, peluang pun terbentuk. Namun, peluang itu juga dibarengi munculmya risiko yang akan menjadi krisis apabila tak dikelola dengan baik.

Dalam laporan itu diungkapkan risiko yang tidak dikelola dengan baik dapat berimbas kepada rusaknya kehidupan, aset, tingkat kepercayaan, dan stabilitas sosial. Masyarakat miskinlah yang paling merasakan dampak risiko tersebut.

"75 persen populasi dunia hidup dengan penghasilan kurang dari 4 dollar AS per hari. Sebagian besar masyarakat miskin rentan akan gangguan. Memang banyak terjadi kemajuan, tapi mereka masih tetap rentan. Manajemen risiko dapat menyelamatkan nyawa, menghindarkan krisis, dan menciptakan peluang," kata Direktur Laporan Pembangunan Dunia Norman Loayza di Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Pada kesempatan sama, Perwakilan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Suahasil Nazara mengatakan, pihaknya dan pemerintah telah banyak mendiskusikan manajemen risiko untuk menanggulangi bencana dan kemiskinan.

"Kami berevolusi sejak krisis ekonomi 1998 dengan penggunaan tiga kluster. Kluster pertama tentang rumah tangga, yakni memberikan bantuan sosial berupa beras miskin (raskin) dan dilanjutkan dengan Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar rumah tangga miskin," ujar Suahasil.

Kluster kedua adalah menerapkan pembangunan yang didorong komunitas guna mengurangi risiko umum.

Adapun kluster ketiga, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Pemerintah juga konsen mengatasi risiko di bidang kesehatan. Di mana setengah dari penduduk Indonesia saat ini sudah tercover jaminan kesehatan dan ditargetkan seluruh penduduk sudah memperolehan jaminan tersebut pada 2020," papar Suahasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com