Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja di Badan PBB Bisa Dapat Gaji Rp 690 Juta

Kompas.com - 25/04/2014, 13:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jika Anda bermimpi mengantongi uang hingga 60.000 dollar AS atau sekitar Rp 690 juta (kurs 1 dollar AS setara Rp 11.500) tiap tahun, maka ada baiknya mempertimbangkan untuk bergabung di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI akan menunjukkan bagaimana caranya menjadi karyawan dengan gaji di atas setengah miliar. Untuk kali ketiga, Kemenlu RI menjadi fasilitator rekrutmen Program Profesional Muda atau Young Professionals Programme 2014 United Nations.

Kepala Subbagian Organisasi Internasional Direktorat Jenderal Multilateral Kemenlu RI M Arief Priowahono menuturkan kepada Kompas.com, tahun kemarin terjadi peningkatan signifikan animo pendaftar program YPP UN dibanding tahun pertama.

"Soal gaji ini selalu menarik. Program ini kan setara P1 atau P2 (profesional 1 atau 2), gajinya antara 52.000 dollar AS dan 60.000 dollar AS," kata dia, Jumat (25/4/2014).

Arief mengatakan, gaji tersebut belum termasuk tunjangan-tunjangan, seperti tunjangan keluarga, pendidikan, kesehatan, kemahalan, dan tunjangan di negara rawan konflik. Menurut dia, di negara yang rawan konflik seperti Suriah dan Irak, ada tunjangan khusus bagi international civil servant di sana. Demikian halnya di Singapura yang punya biaya hidup lebih tinggi dibanding Indonesia, pekerja internasional sipilnya tentu mendapatkan biaya penyesuaian.

"Kalau gaji, di mana-mana sama, namun untuk tunjangan akan berbeda sesuai lokasi penempatan. Penempatan, tergantung kebutuhan UN, bisa dilempar ke Kenya juga," kata dia.

Asal tahu saja, program ini ditujukan untuk negara-negara yang tidak banyak warganya bekerja di UN (PBB). Arief mengatakan, saat ini warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di PBB baru 80 orang. Jumlah ini sangat sedikit dibanding total populasi yang lebih dari 237 juta jiwa.

"Makanya kita diundang untuk ikut program ini lagi, bersama 50 negara lain," kata dia.

Untuk program YPP tahun ini, Arief mengatakan bahwa posisi yang ditawarkan belum dipaparkan, baik di situs UN maupun PBB. Demikian juga dengan lulusan ataupun jurusan yang dicari. Namun, dia membagi pengalaman dua tahun sebelumnya.

Pada 2012, program YPP UN terbuka untuk jurusan teknologi informatika (TI), teknik arsitek, keuangan (finance), statistik, dan penyiaran (broadcaster). Sementara itu, pada tahun lalu terdapat empat jurusan yang dicari, yakni statistik, akuntansi, hukum, dan public relation. "Jadi, bukan melulu hubungan internasional," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com