Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Long Weekend" dan Kampanya Penghambat Deflasi April

Kompas.com - 02/05/2014, 13:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir indeks harga konsumen April 2014 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. 

Kepala BPS Suryamin menyebut, ada lima komponen yang mendorong terjadinya deflasi yakni, cabai merah dengan andil -0,11 persen, beras (-0,08 persen), bayam (-0,03 persen), emas perhiasan (-0,03 persen), kangkung (-0,02 persen), serta bawang merah (-0,02 persen).

“Namun, ada empat komponen yang menghambat deflasi. Yang pertama, tarif angkutan udara dengan andil 0,04 persen, daging ayam ras (0,02 persen), minyak goreng (0,02 persen), serta tarif sewa rumah (0,02 persen),” kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, di Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Suryamin menjelaskan, penyebab tarif angkutan udara adalah karena adanya libur panjang, atau long weekend. Selain itu, ada juga pengaruh dari kenaikan airport tax di lima bandara utama, yaitu Ngurah Rai Bali, Juanda, Sepinggan, Makasar, serta Lombok Raya. Kenaikan airport tax yang masuk dalam tarif angkutan udara membuat perubahan harga sebesar 6,5 persen dibanding Maret 2014.

Dia mengatakan, komponen daging ayam ras menghambat deflasi April 2014 lantaran adanya kenaikan harga di tingkat peternak. Perubahan harga daging ayam ras sebesar 1,19 persen dibanding bulan Maret 2014.

Sementara itu, harga minyak goreng pun terkerek akibat kenaikan harga crude palm oil (CPO). Perubahan harga minyak goreng sebesar 1,98 persen dibanding bulan Maret 2014.

Suryamin menambahkan, tarif sewa rumah mengalami kenaikan karena adanya kenaikan dalam biaya perawatan rumah. Perubahan harga tarif sewa rumah pada April 2014 dibanding Maret 2014 adalah sebesar 0,36 persen.

Ditemui dalam kesempatan sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo menerangkan, kenaikan tarif pada April 2014 lalu sebenarnya tidak hanya dialami oleh angkutan udara saja. Tarif angkutan darat juga mengalami kenaikan akibat naiknya frekuensi perjalanan jelang pemilihan legislatif, atau pada masa kampanye pileg.

“Kemudian juga di tarif sewa rumah (menjadi penghambat deflasi). Sebetulnya itu refleksi yang melakukan perjalanan (selama kampanye) tidak cuma nginep di hotel, ada juga nginep di kos-kosan temporary harian, mingguan,” sebut Sasmito.

Catatan BPS, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami infasi sebesar 0,20 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com