Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Harus Jadi Jembatan Bagi Industri Keuangan

Kompas.com - 04/05/2014, 19:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan mandatnya didirikan sebagai lembaga pengatur dan pengawas industri jasa keuangan. Namun demikian, pendirian OJK ini diharapkan oleh para pelaku industri dapat memberikan manfaat bagi mereka.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia Haryajid Ramelan memandang pihaknya mengharapkan OJK bertindak sebagai jembatan bagi pelaku bisnis di industri jasa keuangan. Sehingga, sosialisasi dan edukasi bagi seluruh elemen dalam industri tersebut dapat efisien.

"OJK ke depan harapan kita dapat sebagai satu jembatan untuk pelaku industri. Ini untuk efisiensi peran OJK. Sosialisasi edukasi dari stakeholder, pelaku industri sampai ke masyarakat terkecil akan bagus. Kalau OJK tidak bisa jadi jembatan sayang sekali, karena kendala kita infrastruktur," kata Haryajid di Jakarta, Sabtu (3/5/2014).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan pelaku industri harus mendapat manfaat dari pendirian OJK.  Ia memberi contoh pungutan sebesar 0,03 hingga 0,06 persen dari total aset yang dikenakan OJK kepada seluruh industri jasa keuangan.

"Pelaku industri punya hak bertanya apa benefit pungutan yang bisa dirasakan langsung. Pertama, harmonisasi pengaturan harus lebih mudah sehingga yang diawasi tidak overlap. Kedua, stakeholder harus bisa mengakses data keuangan lebih baik karena ada konsolidasi di OJK dan harus transparan untuk menghindari asimetric information," jelas Ryan.

Dengan adanya pungutan yang dikenakan tersebut, lanjut Ryan, ada harapan publik agar ke depan tidak boleh ada satupun pelaku industri keuangan yang gagal, karena pungutan tersebut adalah untuk pengaturan dan pengawasan yang lebih baik dan efisien.

"Ini tanggung jawab OJK sebagai lembaga baru sesuai mandatnya di Undang-undang (UU) Nomor 21 Tahun 2011 itu," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com