Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Pertanian Ditinggalkan Para Pekerja

Kompas.com - 05/05/2014, 12:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan struktur ketenagakerjaan Indonesia per Februari 2014 kembali menunjukkan pergeseran dari sektor pertanian ke sektor sekunder lain, seperti industri pengolahan dan perdagangan.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, dibanding periode sama tahun lalu penduduk yang bekerja pada sektor pertanian mengalami penurunan, dari 41,11 juta orang pada Februari 2013 menjadi 40,83 juta orang pada Februari 2014. Meski demikian, laporan BPS juga mencatat, sektor pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja terbesar, dengan share sebesar 34,55 persen.

“Kalau dilihat di sini telah terjadi switching dari sektor pertanian, menuju ke sektor yang lebih sekunder seperti industri pengolahan, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan,” ungkap Suryamin di Kantor Pusat BPS, Senin (5/5/2014).

Catatan BPS menunjukkan, tenaga kerja yang bekerja di industri pengolahan meningkat dari 15 juta orang pada Februari 2013 menjadi 15,39 juta orang pada Februari 2014. Sementara itu, tenaga kerja di sektor konstruksi juga mengalami peningkatan dari 6,97 juta orang pada Februari 2013 menjadi 7,21 juta orang pada Februari 2014.

Suryamin menambahkan, tenaga kerja di sektor perdagangan juga mengalami peningkatan, dari 25,36 juta pada Februari 2013 menjadi 25,81 juta orang pada Februari 2014. Dia mengatakan, sektor perdagangan ini adalah penyerap terbesar kedua tenaga kerja dengan share sebesar 21,84 persen.

“Sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi juga meningkat tenaga kerjanya dari 5,30 juta orang pada Februari 2013 menjadi 5,33 juta orang pada Februari 2014,” imbuhnya.

Tenaga kerja di sektor keuangan juga mengalami peningkatan setahun terakhir, dari 3,04 juta orang pada Februari 2013 menjadi 3,19 juta orang pada Februari 2014. Suryamin menambahkan, sektor jasa kemasyarakatan yang menduduki penyerap tenaga kerja terbesar ketiga dengan share 15,64 persen juga mengalami peningkatan tenaga kerja, dari 17,84 juta orang pada Februari 2013, menjadi 18,48 juta orang pada Februari 2014.

“Tenaga kerja di sektor lainnya juga tumbuh, dari 1,82 juta orang pada Februari 2013 menjadi 1,93 juta orang pada Februari 2014,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com