"Pertumbuhan ekonomi KTI pada triwulan I 2014 tercatat 4,6 persen year on year, menurun tajam dari 6,6 persen year on year pada triwulan IV 2013," kata Agus di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Perlambatan tersebut, menurut Agus, sejalan dengan penurunan produksi sektor pertambangan sebagai dampak implementasi kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah atau UU Minerba. Namun sebaliknya, wilayah Jawa dan Sumatra malah mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan.
"Wilayah Jawa dan Sumatra mencatat pertumbuhan masing-masing 5,8 persen year on year dan 5,4 persen year on year pada triwulan I 2014. Bahkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jakarta meningkat dari 5,6 persen year on year pada triwulan IV 2013 menjadi 6 persen pada triwulan I 2014," ujar Agus.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jakarta, lanjut Agus, lebih banyak ditopang kenaikan di dua sektor utama, yakni perdagangan dan pengangkutan. Secara umum, kontraksi ekspor riil yang menekan pertumbuhan ekonomi RI disebabkan penurunan ekspor pertambangan, seperti batubara dan konsentrat mineral.
Penyebabnya adalah melemahnya permintaan, terutama dari Tiongkok dan menurunnya harga komoditas, serta pengaruh temporer implementasi UU Minerba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.