Vice Presiden PT Supreme Energy Rajabasa, Prijandaru Effendi mengatakan aktifitas eksplorasi difokuskan pada kawasan seluas 50 hektar. "Nantinya sumber listrik geothermal tersebut akan menghasilkan listrik berkapasitas 2x110 megawatt," katanya Senin (12/5/2014).
Menurutnya, pasokan listrik yang dihasilkan akan dijual ke PLN untuk membantu pemenuhan kebutuhan listrik di Lampung. Tahapan yang telah dilakukan pihak perusahaan adalah pembebasan lahan dan setelah memegang izin dari kementerian. Selain itu, perseroan akan mulai melakukan konstruksi pada akhir tahun 2014.
"Evaluasi dan uji sumur apakah cadangan itu sesuai dengan kapasitas 2x110 MW, kalau hasil bagus, akan kami lanjutkan proyek pembongkaran," ujar dia.
Proyek senilai 700 juta dollar AS itu ditargetkan dapat beroperasi setelah tahun 2018 dengan pemanfaatan selama 30 tahun.
Sementara itu, Asisten I Kabupaten Lampung Selatan Ali Husnan menjelaskan, bahwa Supreme sudah mengajukan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan ekplorasi panas bumi tersebut sejak 2011 lalu. Dari total luas hutan Lindung Rajabasa Register 3, perusahaan itu hanya akan menggunakan lahan seluas 50 hektar.
"Tujuan pemberian izin tersebut untuk memperkenankan perusahaan melakukan ekplorasi panas bumi saja, bukan untuk kegiatan lain, serta arealnya tetap berstatus sebagai kawasan hutan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.