Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Jalur Ganda Selatan Berpotensi Terlambat

Kompas.com - 13/05/2014, 15:06 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com — Pembangunan jalur ganda kereta api lintas selatan Jawa Tengah diperkirakan akan terlambat. Penyebabnya adalah ruas Kroya-Kutoarjo yang sudah ditenderkan hingga kini belum dibangun. Kontraktor tengah menunggu penandatanganan kontrak dengan Kementerian Perhubungan.

Penelusuran Kompas, rel kereta api jalur ganda selatan mulai dari Purwokerto ke arah timur sebagian besar menyusuri jalur di bawah tebing curam. Selain itu, beberapa ruas jalur melintasi ceruk-ceruk bukit. Di ruas Kroya hingga Kutoarjo, belum tampak pembangunan rel ganda itu. Sebelumnya telah diberitakan pembangunan ruas ini bisa dimulai pada April lalu.

Ruas itu memiliki panjang 76 kilometer. Pemenang tender untuk proyek senilai Rp 2,3 triliun adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Pendanaan proyek berasal dari utang Pemerintah Jepang.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Kiswodarmawan ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya siap melaksanakan pembangunan jalur ganda Kroya-Kutoarjo. Namun, untuk melaksanakannya, Adhi menunggu komando dari Kementerian Perhubungan. ”Hingga saat ini, Adhi belum teken kontrak. Kami menunggu keputusan dari Kemenhub,” kata Kiswo.

Sementara itu Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata menjelaskan, saat ini kontrak pembangunan jalur ganda selatan itu masih dalam pembahasan.

”Yang akan mengerjakan Tokyu Adhi Karya, yang merupakan konsorsium antara Adhi Karya dan sebuah perusahaan Jepang. Namun, saat ini kontrak masih dalam pembahasan untuk detailnya,” tutur Barata.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko, di Jakarta, Senin (12/5/2014), menjelaskan, hingga kini kontrak belum ditandatangani karena kesepakatan jika terjadi sengketa dan mengenai eskalasi harga apabila terjadi perubahan kondisi di lapangan sedang dalam pembahasan.

”Kontraknya memang dibahas ulang karena saya diberi tahu oleh inspektorat mengenai hal ini. Anggaran pembangunan jalur ganda selatan ini cukup besar, Rp 2,3 triliun. Apabila terjadi perubahan harga, saya mau ada persetujuan dari BPKP dulu,” ungkap Hermanto.

Jalur angkutan kereta di selatan sebenarnya lebih ramai dibandingkan jalur utara. Namun, jalur selatan cenderung jarak pendek antarkota.

Menurut Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono, apabila jalur kereta itu diubah dari jalur tunggal menjadi jalur ganda, kapasitas jalur akan bertambah.

”Jumlah frekuensi bisa bertambah dua kali lipat karena slot perjalanan akan bertambah. Selain itu waktu tempuh juga akan semakin pendek karena tak perlu menunggu untuk bergantian rel,” papar Sugeng.

Pembangunan jalur ganda di lintas utara telah mempercepat waktu tempuh hingga dua jam, sedangkan untuk lintas selatan diperkirakan bisa mempercepat waktu tempuh hingga tiga jam.

Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional V Purwokerto, saat ini terdapat 21 titik rawan bencana di wilayah tersebut, terdiri dari 9 titik rawan longsor, 11 titik rawan ambles, dan 1 titik rawan banjir.

Titik rawan longsor di antaranya berada di jalur Stasiun Notog-Kebasen (Banyumas), Tambak-Ijo (Kebumen), dan Wonosari-Kutowinangun (Kebumen). Adapun jalur rel rawan ambles berada di relasi Stasiun Ijo-Karanganyar dan Wonosari-Kutowinangun.

”Itu yang membuat perencanaan teknis lintas selatan lebih sulit ketimbang jalur utara yang relatif landai,” ungkap Surono, Manajer Humas PT KAI Daop V Purwokerto. (GRE/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com