Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dari Dulu CT Diminta Jadi Menko Perekonomian.."

Kompas.com - 17/05/2014, 10:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk Chairul Tanjung menggantikan Hatta Rajasa, sebagai Menko Bidang Perekonomian, agaknya tidak mengagetkan. Setidaknya bagi rekan kerja pria yang juga disapa CT ini, khususnya anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN).

"Dari dulu sebenarnya sudah diminta, tapi akhirnya lebih milih jadi ketua KEN," kata Aviliani kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2014).

Sekretaris KEN itu pun menilai, keputusan SBY "merayu" kembali CT sudah tepat. Hal itu lantaran seseorang yang menjadi Menko Bidang Perekonomian adalah sosok yang seharusnya bisa didengar semua pihak berkepentingan, baik pemerintah maupun dunia usaha.

Dia juga yakin, CT tidak perlu banyak adaptasi. Pasalnya, selama menjadi Ketua KEN, CT kerap ikut membahas masalah perekonomian dalam rapat-rapat kabinet. "Kalau (orangnya) baru lagi, harus belajar lagi," katanya.

Dengan pertimbangan tersebut, sebut dia, SBY menetapkan CT sebagai Menko Bidang Perekonomian. "Walaupun dengan berat hati dia (CT) harus meninggalkan bisnisnya," ucap Aviliani.

"Dia (CT) tidak ikut campur di bisnisnya untuk sementara waktu, biar tidak terjadi conflict of interest," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa yang mengundurkan diri. Hatta mundur dari jabatannya sebagai menteri karena akan maju dalam Pemilu Presiden 2014 sebagai pendamping bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Mundurnya Hatta dari jabatan Menko Perekonomian itu mengikuti ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dalam Pasal 6 UU tersebut, pejabat negara yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden harus mundur dari jabatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com