Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perebutan DPK, Bank Permata Tak "Ngoyo" Kejar Nasabah

Kompas.com - 04/06/2014, 14:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan semakin gencar mengejar dana pihak ketiga (DPK) nasabah. Berbagai produk ditawarkan agar nasabah tertarik untuk menyimpan dananya di perbankan.

Akan tetapi, PT Bank Permata Tbk mengaku tidak terlalu bersusah payah menggenjot perolehan dana nasabah yang bisa memunculkan persaingan tak sehat.

"Persaingan suku bunga dalam 6 bulan ini relatif lebih ketat. Tiga tahun lalu, DPK industri masih di bawah 8 persen. Maret kemarin sudah 91 persen. Wajar persaingan akan lebih ketat, kalau dilihat suku bunga kan memang naik juga," kata Direktur Retail Banking PermataBank Bianto Surodjo di kantornya, Rabu (4/6/2014).

Menurut Bianto, dari sisi tabungan, yang diharapkan adalah memang untuk transaksional. Untuk memberikan layanan yang baik kepada para nasabah, perseroan memiliki beberapa strategi utama, yakni memperkuat basis produk dan target nasabah.

"Selain itu ada electronic channel, baik mobile maupun internet. Kemudian adalah service, teller kami pakai waktu layanan setidaknya 7 menit dan proses KTA (kredit tanpa agunan) 1 hari," jelasnya.

Terkait suku bunga, Bianto menegaskan perseroan tidak seperti bank lainnya yang terus-menerus menaikkan suku bunga. PermataBank, kata dia, tidak mematok suku bunga tabungan yang tinggi.

"Tabungan kita attraction-nya adalah tabungan untuk transaksi. Tidak seperti bank lainnya yang melulu menaikkan suku bunga. Yang penting bagaimana kita bisa sustain growth jangka panjang. Suku bunga tabungan kita range sekitar 3 sampai 4 persen suku bunga tabungan. Tidak terlalu tinggi," ujar Bianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com