Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliarder-miliarder yang Tak Lulus Kuliah

Kompas.com - 17/06/2014, 07:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com — Sering terdengar, berbagai kisah tentang orang yang menjadi sukses tanpa gelar akademik. Bahkan, tidak sedikit yang menjadi orang-orang terkaya dunia.

Berikut beberapa sosok miliarder yang memilih meninggalkan pendidikannya di universitas untuk membangun kerajaan bisnis sendiri.

1. Bill Gates

Dari sekian miliarder yang tak lulus kuliah, pendiri Microsoft ini adalah yang paling sukses dan dikenal di seluruh dunia. Dengan kekayaan sekitar 80 miliar dollar AS, ia adalah orang terkaya di dunia pada tahun 2013 dan 2014.

Ia masuk kampus bergengsi Harvard University tahun 1973, berkuliah selama 2 tahun sebelum DO (drop out) untuk membangun Microsoft bersama sahabatnya, Paul Allen. Pada tahun 1987, Gates menjadi miliarder termuda.

2. Mark Zuckerberg
Zuckerberg meluncurkan situs jejaring sosial Facebook dari kamar asramanya di Harvard University pada 2004 silam. Akhir tahun 2004, pengguna Facebook telah mencapai 1 juta orang. Hal ini membuat Zuckerberg tak lagi merasa perlu melanjutkan kuliah sehingga ia memutuskan keluar supaya bisa 100 persen menangani Facebook.

Zuckerberg saat ini menjadi miliarder termuda sepanjang sejarah, dan Facebook adalah situs yang paling banyak dikunjungi di dunia hari ini.

3. Michael Dell
Dell adalah pendiri dan CEO Dell Computer dengan total kekayaan mencapai 15,9 miliar dollar AS. Ketika menjadi mahasiswa di University of Texas, ia mulai merakit komputer sendiri. Ia menjualnya secara langsung dan bisnis ini pun kian berkembang.

Sebelum DO, pada usia 19 tahun, Dell telah menghasilkan 80.000 dollar AS dari hasil menjual komputer. Dell memutuskan keluar dari almamaternya untuk fokus pada bisnis dengan modal hanya 1.000 dollar AS. Pada tahun pertama bisnisnya, penjualan Dell mencapai 6 juta dollar AS. Ini membuat Dell menjadi produsen komputer terbesar dunia pada tahun 2001.

4. Ralph Lauren
Ralph Lauren memasuki industri mode sejak belia. Ia meninggalkan Baruch College untuk bergabung dengan US Army. Sejak itu, ia mulai mendesain dasi untuk Beau Brummel. Pada tahun 1976, ia meluncurkan lini mode Polo dengan modal 50.000 dollar AS.

Perusahaan mode Lauren terus berkembang menjadi merek khusus pria yang menjual pakaian, sepatu, parfum, hingga perhiasan.

5. Steve Jobs
Mendiang Jobs, pendiri Apple Inc dan Pixar, meninggalkan Reed College di Portland, Oregon, setelah 6 bulan kuliah. Tahun 1974, Jobs menjadi desainer video game untuk Atari. Namun, pekerjaan itu tak bertahan lama, dan ia pun pergi ke India.

Pada usia 21 tahun, Jobs membuat Apple Computers bersama Steve Wozniak di garasi rumahnya. Inovasi menjadi trademark Apple.

Pada tahun 1985, Jobs mengundurkan diri sebagai CEO Apple, tetapi kembali memimpin pada tahun 1997 dan berhasil membangkitkan Apple dari keruntuhan. Jobs wafat karena tumor pada tahun 2011.

Para miliarder ini memang tidak menyelesaikan kuliahnya. Namun, pelajaran yang patut dipetik adalah mereka memiliki gambaran yang jelas akan masa depan mereka dan ingin mewujudkannya dengan tangan sendiri. Di samping itu, mereka tahu bagaimana mengambil risiko. Inovasi dan tekad yang kuat adalah kunci kesuksesan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com