Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran Chatib untuk Pejabat Pajak yang Baru

Kompas.com - 17/06/2014, 11:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pagi ini, tujuh orang dilantik menjadi pejabat eselon II, di dua unit Kementerian Keuangan, yakni Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Menteri Keuangan Chatib Basri dalam sambutannya, memberikan masukan kepada pejabat baru DJP.

"Yang baru mengisi posisi eselon II,tantangan penerimaan negara menjadi sangat berat terutama karena faktor eksternal," katanya, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Chatib menjelaskan, menurunnya harga komoditas dan harga energi, serta melambatnya pertumbuhan ekonomi membuat penerimaan pajak turun beberapa tahun terakhir.

"Saya tahu penyebabnya adalah eksternal, tapi ada baiknya jika kita juga lihat penurunan ini karena selama ini peneriman pajak terkonsentrasi pada sektor yang profitnya sangat tergantung pada eksternal," ujarnya.

Menurut dia, struktur penerimaan pajak Indonesia kebanyakan dari sektor tradable, terutama tambang dan komoditas. Dia bilang, jika harga tambang dan komoditas dunia turun, maka akan berimbas pada menurunnya penerimaan pajak.

"Implikasi dari hal ini, kita harus melakukan ekstensifikasi. Tidak tidak bisa lagi mengandalkan yang saya sebut sektor tradisional, tradable," ujar Chatib.

Untuk melakukan ekstensifikasi ini, maka dia berpesan kepada pejabat baru untuk menciptakan terobosan dan langkah penting.

"Betul pertumbuhan ekonomi melambat, tapi ada sektor yang tumbuh tinggi, contohnya properti atau keuangan atau jasa transportasi dan komuniksi. Ini memang sudah digarap tapi belum optimal. Coba tenaga baru lakukan ekstensifikasi" katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com