“Yang dimaksud tol laut apa, saya juga belum tahu yang dimaksud Pak Jokowi. Jadi saya juga belum tahu apa yang dimaksud Pak Jokowi tol laut karena yang disampaikan baru separuh-separuh,” ujar Carmelita ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa malam (17/6/2014).
“Misalnya bicara tentang kapal 3.000 TEUs dari barat ke timur setiap hari, katanya begitu. Sementara kapal kita ini adanya paling besar 1.700 TEUs itu baliknya kosong,” katanya lagi.
Atas dasar pengalamannya itu, dia bilang sebaiknya yang pertama dikerjakan oleh pemerintahan mendatang adalah pembangunan infrastuktur seperti penambahan pelabuhan,tidak hanya pelabuhan BUMN, tapi juga swasta. Selain itu, perlu dipikirkan juga pembangunan industri di kawasan timur.
“Industri itu sekarang itu adanya di barat. Nah kita harus pelan-pelan bangun industri di timur. Sehingga ketimpangan barang yang ada di barat dan di timur itu pelan-peran turun. Kalau bicara memasang kapal 3.000 TEUs, itu kebesaran. Apa barang yang mau dibawa pulang? Saya mau tahu yang dimaksud Pak Jokowi tol laut itu apa,” katanya.
Selain itu, Waketum Kadin Bidang Logistik itu juga menyampaikan perlu dibangun pula industri galangan kapal di wilayah timur Indonesia. “Sehingga kalau ada kerusakan kapal bisa dibenahi di sebelah sana, tidak harus dibenahi di Jawa,” ujarnya.
Dengan membangun industri di timur, soal besarnya kapal itu dengan sendirinya akan mengikuti perkembangan barang. “Kalau perusahaan pelayaran prinsipnya ikutin aja, ship follow the trade, bukan trade follow the ship. Jadi berapa jumlah barang yang ada nanti besaran kapal akan mengikuti,” katanya. (Baca juga: Dari Mana Sumber Dana Jokowi Bangun Tol Laut?)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.