Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan Mereda, Rupiah Menguat

Kompas.com - 19/06/2014, 09:37 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah akan kembali diuji daya tahannya pada perdagangan Kamis (19/6/2014). Tekanan dari sisi eksternal menurun sementara akibat melemahnya indeks dollar AS.

Walaupun pemangkasan stimulus bulanan tetap dilakukan, langkah The Federal Reserve untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan secara drastis untuk akhir 2014 mendorong pelemahan tajam indeks dollar AS sampai dini hari tadi.  (baca: Dollar AS Jatuh Pasca Pertemuan The Fed)

Sentimen pelemahan dollar AS, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, akan terbawa ke pembukaan pasar Asia pagi ini walaupun naiknya harga minyak akan tetap menjaga tekanan pelemahan kurs di negara-negara berkembang. Malam ini ditunggu data initial jobless claims AS yang diperkirakan turun.   

Rupiah memimpin pelemahan di Asia hingga sore kemarin. Kenaikan tajam harga minyak dapat dipastikan akan semakin membebani keseimbangan neraca perdagangan Indonesia sehingga harapan pelemahan semakin tinggi. (baca: Dekati Level 12.000, Rupiah Melorot ke Posisi Terendah 4 Bulan)

"Hari ini pesimisme terhadap laju perekonomian AS, yang tercermin dari pernyataan the Fed dini hari tadi, berpeluang meredakan tekanan pelemahan rupiah," tulisnya.

Sementara berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot Kamis pagi, rupiah dibuka menguat hingga ke posisi Rp 11.900 per dollar AS setelah kemarin sempat turun menembus level 12.000 dan ditutup pada 11.996,5. Adapun kurs tengah BI pada Rabu (18/6/2014) kemarin, dipatok pada 11.978. (baca: Nikai Tukar Dollar AS di Bank Sudah Tembus Rp 12.000)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com