Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Tanya Menko-nya Dong... Masih Mau Menderita?

Kompas.com - 20/06/2014, 22:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Dalam dialog yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin), calon wakil presiden Jusuf Kalla menyindir Menteri Koordinator Perekonomian. JK menilai, Menko Perekonomian yang harus bertanggung jawab jika proyek infrstruktur tidak berjalan. 

"Kalau sekarang ini tidak jalan, tanya Menko-nya dong kenapa tidak jalan. Kalau Menko-nya yang kemarin tidak jalan, sama saja pasti gagal dong. Kita tidak bicara akan, akan, akan. Zaman saya, minta maaf saja, jalan saja. Masih mau menderita?" ujar JK di depan para pengusaha yang hadir dalam dialog yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta, Jumat (20/6/2014). 

Komentar JK disampaikan saat menjawab pertanyaan perlu tidaknya lembaga khusus untuk mengoordinasi infrastruktur. JK memandang, saat ini sudah ada Menteri Koordinator Perekonomian. Jika saat ini proyek infrastruktur tidak jalan, Menko Perekonomian-lah alamat untuk bertanya. 

JK juga menjawab strategi pembangunan infrastruktur. Ia mengatakan, pada prinsipnya pengusaha membutuhkan infrastruktur untuk menjalankan usahanya sehingga mendorong perekonomian. Namun, untuk membangun infrastruktur, dibutuhkan dana yang harus dipikirkan bersama.  
"Kita para pengusaha berpendapat antara infrastruktur dan dana seperti ayam dan telur. Ada proyek, ada dana. Indonesia terbuka. Kalau tidak ada dari dalam negeri, luar negeri bisa selama feasible," kata JK. 

Nah, pembangunan infrastruktur yang secara bisnis tidak feasible, kata JK, akan dilakukan oleh pemerintah. Sementara itu, swasta dapat mempertimbangkan proyek yang dirasa feasible secara bisnis. Dengan demikian, pemerintah dan pengusaha bisa memenuhinya bersama-sama.

Sebelumnya, saat diajukan pertanyaan terkait percepatan pembangunan infrastruktur, mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, yang saat ini menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto, mengatakan bahwa dibutuhkan insentif untuk mengembangkan proyek infrastruktur.

Insentif tersebut dapat diberikan bagi perusahaan swasta untuk bersedia menanamkan modalnya ke Indonesia.

"Insentif diberikan seperti tax holiday dan lain-lain. Ini akan membuat perusahaan swasta akan membangun sejumlah infrastruktur melalui pola Public Private Partnership (PPP)," kata Hatta.

Hatta mengatakan bahwa jika Internal Rate of Return (IRR) memungkinkan, maka swasta akan masuk ke sejumlah proyek infrastruktur. Yang terpenting adalah IRR tersebut dapat diberikan seiring dengan kepastian dalam pengelolaan lahan.

"Lahan juga harus beres, kalau lahannya selesai maka swasta akan masuk, yang terpenting rasio keuntungannya masuk dalam hitung-hitungan bisnis," katanya.(Arif Wicaksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com