Menurut Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa Ah Maftuchan, bila terpilih menjadi presiden, sebenarnya ada banyak sumber dana yang dapat dipakai Jokowi untuk melakukan buy back saham Indosat.
"Pembiayaan bisa memakai devisa atau APBN. Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun sebelumnya juga bisa dipakai," kata Maftuchan ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/6/2014).
Maftuchan menjelaskan, SAL tahun 2013 tercatat mencapai sekitar Rp 40 triliun, adapun pada tahun 2012 mencapai Rp 25 triliun. SAL yang begitu besar, ungkap dia, bisa menjadi alternatif dana untuk buy back saham Indosat.
"Sumber-sumber pembiayaan itu lebih oke digunakan untuk buy back Indosat dibandingkan buy back SUN. Selama ini kan pemerintah obral SUn dengan jor-joran. Itu lebih riskan dibandingkan buy back korporat yang strategis," ujar dia.
Menurut Maftuchan, adalah sebuah hal yang wajar untuk melakukan buy back saham Indosat. Ia mengatakan saat ini saham pemerintah di perusahaan telekomunikasi itu hanya mencapai 14,29 persen.
"Wajar kalau (Indosat) di-buy back. Saat ini Indosat sudah dipegang QTel Asia (sekarang berubah nama menjadi Ooredoo- red), bukan STT Singapura lagi. Itu kan menunjukkan buy back itu sangat mungkin untuk dilakukan. Apalagi telekomunikasi itu sektor strategis," jelas Maftuchan.